Ringkasan Khotbah : 8 Maret 1998
Prestasi proses pertumbuhan iman Kristen
Nats : Efesus 1: 15-23
Pengkhotbah : Pdt. Sutjipto Subeno

Di dalam Ef 1:3-14, Paulus membukakan visi, arah, inti, hakekat dan kondisi orang Kristen. Sedangkan di dalam Ef 1:15-23 sampai pasal 6, Paulus membicarakan bagaimana proses itu bisa dijalankan dan bagaimana kehidupan ini bisa digarap. Seringkali kita berada di dalam kesenjangan. Disatu sisi Alkitab mengajarkan konsep yang begitu indah dan ideal. Namun dilain sisi realita kehidupan tidak sama dengan yang digambarkan dalam Alkitab.

Tidak heran, dalam kondisi seperti ini banyak orang Kristen yang berada dalam dualisme. Mereka mengatakan, "Teorinya bagus tapi sayang tidak bisa dijalankan. Tidak ada orang yang bisa melakukannya." Disatu sisi kita memikirkan yang ideal namun tidak mendarat dibumi. Disisi lain kita mendarat dibumi tetapi membuang yang ideal. Ditengah-tengah kedua tegangan ini, Paulus mengajarkan bahwa kedua elemen tersebut tidak bisa dilepaskan dari hidup manusia. Disatu pihak, ideal merupakan konsep dasar yang harus menjadi arah bagi hidup manusia, sedangkan dilain pihak realita merupakan keberadaan dasar di mana kita harus berproses sehingga kedua bagian ini tidak bisa dipisahkan. Hanya, bagaimana kita mengharmoniskan kedua hal di atas.

Dalam Ef 1:3-23, kita melihat Paulus adalah orang realistis-idealis. Paulus tahu persis realita itu seperti apa. Paulus realistis karena dia sendiri sadar bahwa dia sendiri tidak sempurna. Di dalam tulisan-tulisannya kita melihat seringkali Paulus mengecam dirinya sendiri sebagai orang yang hina. Di sini kita melihat Paulus realistis di dalam melihat dirinya. Namun Paulus tidak berhenti hanya di dalam kondisi realistis ini melainkan dia juga melihat satu konsep ideal (ini sudah dibahas dalam Ef 1:3-14).

Diantara konsep realistis-idealis ini ada satu jembatan indah yaitu konsep pertumbuhan. Dalam Ef 1:15-23 ini, Paulus membicarakan konsep realistis. Paulus mengatakan, "Ketika aku mendengar tentang kamu, mendengar tentang imanmu dalam Tuhan dan tentang kasihmu kepada semua orang kudus, aku mengucap syukur karena kamu." Keadaanmu, situasimu, kondisimu, ini real. Kehidupan Kristen adalah kehidupan yang konkrit. Kehidupan yang terus berjalan di tengah dunia yang nyata, di depan semua orang dan disaksikan oleh siapapun. Pada waktu Paulus masuk ke dalam kondisi realita dia mulai melihat suatu keindahan pertumbuhan iman Kristen.

Di dalam bagian ini kita akan melihat dan merenungkan satu konsep pertumbuhan. Mengapa pertumbuhan ini kita sebut sebagai prestasi kehidupan? Di sini kita melihat beberapa hal. Pertama, Paulus sangat menghargai pertumbuhan. Ketika Paulus mendengar kabar tentang iman jemaat Efesus yang bertumbuh baik dalam iman dan kasih. Paulus bersyukur dan memuji Tuhan. Di dalam bagian ini saya melihat pertumbuhan orang Kristen sebagai suatu prestasi, artinya suatu pertumbuhan perlu dihargai, diperhatikan, dilihat dan dinilai oleh setiap orang di dalam kehidupan kita secara ideal. Pertumbuhan orang Kristen adalah pertumbuhan yang berkaitan dengan orang lain. Itu sebabnya Paulus bisa mengerti keadaan jemaat Efesus karena ada yang melaporkan karena orang itu mendengar, melihat, menyaksikan dan memberikan laporan.

Sayangnya banyak orang Kristen yang tidak menghargai pertumbuhan. Hal ini disebabkan: (1) Pada waktu menjadi orang Kristen dia langsung mau menjadi sempurna. Akibatnya orang seperti ini selalu menuntut orang lain sempurna. Celakanya kalau hal ini juga ditujukan kepada dirinya; (2) Kekristenan hanya satu predikat yang ditempelkan yaitu saya orang Kristen. Orang seperti ini hidup tidak menuntut perubahan. Jadi dulu begitu sekarangpun begitu. Kedua golongan ini tidak pernah menghargai pertumbuhan.

Paulus adalah orang yang sangat menghargai pertumbuhan rohani. Oleh sebab itu Paulus sangat menghargai realita. Namun kondisi realita yang dimengerti Paulus bukan kondisi yang berhenti statis. Bagi Paulus realistis tidak berarti statis melainkan suatu proses yang bertumbuh terus. Ketika seorang Kristen tidak bertumbuh berarti dia sedang menuju kepada kematian. Pdt. Stephen Tong mengatakan, "Selama kita hidup kita masih mempunyai kemungkinan untuk berubah." Hanya benda mati yang tidak berubah dan bertumbuh. Pertumbuhan adalah tanda dari hidup.

Kedua, Paulus bukan hanya memuji jemaat Efesus. Paulus juga menyadarkan mereka dengan satu permohonan yang tulus, "dan aku senantiasa mengingat kamu dalam doaku. Dan meminta kepada Bapa yang mulia itu supaya memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu." Bentuk kalimat yang dipakai di sini menggambarkan satu permohonan yang serius dengan sungguh-sungguh meminta agar Tuhan memberikan kepada mereka Roh hikmat dan wahyu supaya mereka bisa bertumbuh.

Pertumbuhan bukanlah hal yang sederhana. Pertumbuhan membutuhkan satu pergumulan dan pertolongan dari Tuhan. Pertumbuhan membutuhkan hikmat, kuasa dan wahyu dari Tuhan Allah. Seorang yang bertumbuh tidak bisa diam saja. Tuhan menuntut kita untuk kembali kepada firman, kembali kepada wahyu dan bijaksana Tuhan. Untuk ini dibutuhkan dua kunci besar yaitu pertama bijaksana dan kedua mengerti kebenaran. Kedua wahyu dari Tuhan ini merupakan patokan kebenaran dari arah pertumbuhan rohani kita. Hanya melalui kedua hal ini kita baru bisa bertumbuh dengan baik. Proses pertumbuhan tidak terjadi begitu saja. Dalam pertumbuhan dibutuhkan hikmat Tuhan. Alkitab mengatakan menjadi orang Kristen bukan orang yang mimpi. Menjadi orang Kristen adalah menjadi orang Kristen sebagaimana dikatakan oleh Roma 12:1-2, diperbaharui akal-budinya. Konsep mind (pikirannya) harus diperbaharui, dibentuk, diajar, kembali kepada Tuhan, dan meminta kepada Tuhan Roh bijaksana. Sama seperti Salomo minta bijaksana kepada Tuhan. Tuhan sangat menghargai permintaan ini.

Bijaksana tidak bisa dilepaskan dari standar yang menjadi arah dan pegangan dari pada bijaksana. Standar bijaksana ini bukan dunia tetapi wahyu dari Tuhan Allah. Inilah fungsi dan tugas Alkitab yang diberikan kepada kita supaya kita mempunyai bijaksana. Wahyu dan bijaksana tidak bisa dipisahkan. Memiliki bijak tetapi tidak memiliki wahyu tidak bisa berfungsi sama sekali. Demikian juga memiliki wahyu tapi tidak mempunyai bijak tidak bisa apa-apa. Alkitab dengan hikmat dari Roh Kudus diberikan oleh Roh yang sama. Roh Kudus menggunakan dua cara secara berpadu supaya orang Kristen bisa bertumbuh dengan baik di dalam iman. Itu sebabnya Paulus berdoa agar Tuhan memberikan kepada jemaat Efesus Roh hikmat dan wahyu (Ef 1:17), kalau tidak ada kedua unsur ini kerohanian kita pasti menurun (Bnd why 2).

Ketiga, Paulus juga tahu dibutuhkannya kuasa untuk bisa bertahan di dalam pertumbuhan hidup. Untuk kita bisa bertumbuh dengan baik dibutuhkan kuasa yang besar yaitu kuasa yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati. Kuasa ini harus ada dalam hidup kita untuk bisa bertumbuh. Kuasa yang diberikan di sini bukan hanya sekedar main kuasa. Kuasa yang diberikan di sini, di dalam Injil Yohanes diperjelas supaya kita bisa menjadi anak-anak Allah (Yoh 1:12). Supaya kita bisa menyatakan kepada dunia suatu kehidupan yang mencerminkan sifat Allah. Kuasa yang tidak membuat kita jatuh dalam dosa. Kuasa yang bisa mempertahankan kita hidup dalam kebenaran dan yang membuat kita bisa bertahan di dalam aniaya apapun dengan tidak meniadakan iman kita. Sebagai manusia kita lemah dan tidak memiliki kekuatan kecuali Kristus hidup di dalam kita dan kita hidup di dalam Kristus. Waktu kita berada di dalam Tuhan kuasa itu justru membuat kita hidup beres dan menjadikan kita bertumbuh terus semakin hari semakin suci. Hidup semakin hari semakin ketat dalam integritas hidup. Hidup semakin hari semakin sanggup melihat lubang-lubang dan tipuan-tipuan dalam masyarakat yang makin merusak kita. Waktu itulah pertumbuhan iman kita bisa lebih maju. Pengharapan kita bisa lebih kokoh.

Melalui tiga konsep di atas, Tuhan menuntut kita untuk seperti Paulus belajar menjadi realistis-idealis, menjadi orang yang mengerti realita, tetapi seorang yang mengarah secara ideal. Kiranya Tuhan memimpin kita ditengah realita hidup yang sulit ini sehingga kita boleh menjadi benih yang baik dan mengalami proses pertumbuhan yang baik. Dengan demikian kita dapat mengumandangkan berita yang harum. Amin!?

(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah - RT)