Ringkasan Khotbah : 18 Oktober 1998

PERJANJIAN KERJA 2

Nats : Efesus 2: 10

Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno

Efesus 2:10 ini membicarakan misi panggilan yang paling sentral dan paling krusial dari hidup manusia. Siapakah manusia? Mengapa manusia ada? Untuk apa manusia ada disini? Kemanakah perjalanan hidup manusia? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang penting. Manusia tidak sekedar ada dan mereka ada bukan hanya untuk cari uang. Alkitab mengatakan manusia berada dalam kondisi mati. Ini menjadi jawaban yang paling sulit dimengerti oleh manusia. Mati disini bukan sekedar mati, bukan berarti berhenti berproses tetapi mati adalah proses dimana ia sudah tidak mampu lagi mengalami perlawanan terhadap proses luar yang menghancurkan diri. Proses kematian adalah di mana kuasa kematian sedang menghancurkan manusia baik secara fisik maupun secara rohani, baik secara fenomena maupun nomena, baik secara tampak muka maupun secara essensial dimana manusia sedang menuju kepada pemisahan total antara dia dengan sumber hidupNya.

Tidak ada perbuatan baik apapun yang bisa kita kerjakan untuk mendapatkan kehidupan kekal kecuali sebagaimana yang dikatakan dalam Ef 2:6-9. Hanya melalui anugerah kita bisa diselamatkan melalui iman kepada Yesus Kristus yang telah menghidupkan kita kembali. Inilah satu-satunya jalan bagi penyelesaian dosa manusia. Keselamatan bukan titik akhir hidup manusia tetapi justru titik awal kehidupan baru kita. Sesudah dihidupkan kembali maka Tuhan mempunyai rencana yang indah bagi manusia. Dalam Ef 2:10, Tuhan mau kita kembali kepada status yang seharusnya seperti ketika manusia belum jatuh dalam dosa. Di dalam Kej 2:15 Tuhan mengatakan, "Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu." Dalam teologi reformed ini disebut The covenant of work (Perjanjian Kerja). Perjanjian kerja ini ditentukan oleh Tuhan di dalam mengikatkan diri dengan manusia. Ini berarti manusia mempunyai status yang unik di hadapan Tuhan yang tidak dimiliki oleh binatang. Jadi manusia dicipta oleh Tuhan untuk menggenapkan apa yang Tuhan ingin manusia kerjakan. Disini berarti ada satu ordo atau urutan. Mengerti ordo ini menjadikan kita tidak bingung di tengah perjalanan hidup kita.

Demikian juga ketika kita diselamatkan, Tuhan memanggil kita untuk kembali mengerjakan pekerjaan baik yang sudah dipersiapkan Allah sebelumnya. Allah mau kita hidup di dalamnya. Berkenaan dengan hal ini kita harus masuk ke dalam pengertian kerja yang sesungguhnya. Disini ada tiga hal yang harus kita pikirkan: Pertama, misi kerja dari Covenant of work itu apa? Ketika kita diselamatkan, Allah sudah mempunyai pekerjaan baik yang sudah dipersiapkan Allah sebelumnya. Dan Ia mau kita ada di dalamnya. Kalimat ini menunjukkan semua pekerjaan yang kita boleh kerjakan dan mungkin kerjakan itu harus dikonfirmasikan apakah itu cocok. Di dunia ini banyak pekerjaan tetapi kerja manakah pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah untuk saya, saudara dan kita semua. Untuk mengerti ini seringkali kita menghadapi kesulitan karena pemikiran kita selalu dualistik. Jika ditanya kerja itu apa? Jawabnya ada dua bagian. Kerja terdiri dari dua kelompok yaitu satu kelompok rohaniawan dimana mereka bekerja sebagai rohaniawan, mereka masuk seminari dan hidup sebagai biarawan atau biarawati dan memikirkan masalah rohani. Kelompok lain disebut layman atau kelompok awam yaitu orang-orang yang tidak menyentuh wilayah teologi tetapi berkecimpung dalam wilayah sekuler seperti dokter, insinyur, ekonom, bisnisman, hukum dsb. Kelompok ini tidak boleh membaca Alkitab. Sebaliknya wilayah rohaniawan juga tidak boleh jadi manajer atau seorang profesional. Pengelompokan ini didobrak habis oleh Reformasi sehingga dewasa ini pembedaan secara struktural sudah tidak ada termasuk di dalam Roma Katolik sendiri. Namun dalam kehidupan kita, perbedaan ini tetap masih ada. Sebagai contoh orang yang ingin masuk sekolah teologi bergumul luar biasa sedangkan yang ingin kuliah di dunia sekuler seringkali mereka tidak bergumul, hanya mencari mana tempat yang bisa membuat dia sukses dalam arti bisa mendapatkan uang yang banyak. Tidak heran banyak orang bekerja namun tidak tahu apa yang Tuhan mau kita kerjakan di dalam dunia kerja kita. Karena konsep dualisme ini masih mencengkeram dalam hati orang Kristen. Alkitab mengatakan tidak! Semua pekerjaan sama dan setiap bidang merupakan panggilan Tuhan untuk kita kerjakan. Kita adalah orang Kristen yang ditempatkan atau dipanggil oleh Tuhan dibidang kita masing-masing. Di dunia ekonomi, konglomerat, politik, hukum, sosial dsb. Sebagai orang Kristen yang Tuhan panggil, saya harus mengerjakan bidang ini seperti yang Tuhan mau. Dengan demikian panggilan kita jelas. Siapa saya? Saya adalah anak Tuhan yang dipanggil di bidang pekerjaan yang sudah Tuhan persiapkan untuk saya kerjakan. Jika kita mengerti ini maka sejak kita studi sampai kita bekerja kita tidak bekerja menurut apa yang dunia mau tetapi menurut apa yang Tuhan siapkan untuk saya kerjakan.

Kedua, nilai kerja. Waktu kita bekerja siapa yang menjadi penilai kerja kita? pekerja dibanding dengan pekerjaan, mana yang lebih tinggi? Jawabnya adalah pekerja. Ini harus jelas sesuai dengan ordo yang Tuhan inginkan, baru sesudah itu pekerjaan. Jadi urutannya adalah Tuhan, pekerja dan pekerjaan. Kemudian di tengah-tengah dunia kerja, siapa yang menilai kita? Pekerjaan yang menilai kita atau kita menilai pekerjaan, kita diatur pekerjaan atau kita mengatur pekerjaan. Banyak orang bekerja tidak berdasarkan nilai kerja yang sejati karena dia tidak tahu siapa yang berhak menilai pekerjaannya. Akibatnya dia menjadi budak dari pekerjaan dan dia tidak bisa keluar karena dikunci oleh pekerjaannya. Disini terjadinya kebingungan posisi karena tidak tahu bagaimana menilai posisi dan bagaimana menetapkan nilai kerja. Tidak heran, banyak orang Kristen yang bertanya-tanya sebetulnya ketika dia bekerja siapa yang menilai hasil kerjanya. Ketika saya bekerja saya tidak mau mencantumkan honor saya karena memang itu bukan hak saya. Itu adalah hak pimpinan saya. Tugas saya adalah bekerja mempertanggungjawabkan pekerjaan saya dihadapan Tuhan. Itu hak saya dan itu tanggung jawab saya. Selebihnya biar pimpinan bertanggungjawab. Banyak orang kerja hari ini hanya memikirkan berapa besar gaji dan fasilitas yang dia peroleh. Cara seperti ini membuat kita terjual kepada pekerjaan kita. Seolah-olah pekerjaan itulah yang membeli diri kita dan akhirnya kita menjadi budak dari pekerjaan itu. Kita perlu mengerti bahwa kita bekerja di perusahaan karena tanggungjawab kita dihadapan Tuhan. Dan tugas kita mengerjakan sebaik mungkin, apa yang Tuhan mau kita kerjakan. Kita jangan mau menjadi budak perusahaan atau budak kerja. Banyak orang Kristen dewasa ini begitu lemah karena dia sudah gagal mengerti prinsip dan etos kerja Kristen. Pekerjaan itu budak kita dan kita yang seharusnya menguasai pekerjaan. Jika kita sampai dikuasai oleh pekerjaan maka Tuhan akan ditempatkan paling bawah oleh kita. Dalam kasus seperti ini kita harus kembali, tahu nilai kerja kita dimana? Siapa yang menentukan kita berhasil atau tidak? Nilai kerja kita sangat ditentukan oleh Tuhan yang menilai kerja kita. Jadi penilaian kerja kita tidak dilihat berapa gaji kita, berapa banyak fasilitas yang kita dapatkan tetapi nilai kerja kita sangat ditentukan oleh apa yang Tuhan mau kita kerjakan dan kita bertanggung jawab dihadapan Tuhan. Itulah inti pertama dari panggilan kerja kita. Sedangkan honor yang kita terima merupakan reward atau upah yang Tuhan perkenankan kita nikmati sebagai bagian tanggung jawab yang kita sudah kerjakan dihadapan Tuhan. Tuhan mengatakan bahwa setiap kerja ada upah yang Tuhan berikan. Tuhan tidak bermain-main dalam hal ini (bc. Roma 4). Di dalam kekeristenan kalau kita memiliki etos kerja yang baik dihadapan Tuhan kita tidak pernah takut untuk kerja kita.

Ketiga, keindahan dan kenikmatan kerja. Jika kita bisa bekerja seperti ini, itu menjadikan kita sungguh-sungguh nyaman dalam bekerja. Satu pekerjaan yang bisa kita nikmati dalam kebahagiaan yang indah. Kerja itu bukan beban tetapi kerja merupakan satu kenikmatan. Jika kita bekerja, kerja menjadi satu panggilan dan itu membuat kita kuat. Seringkali di dalam banyak aspek kita kerja menghadapi tekanan yang besar sekali tapi waktu kita ingat bahwa kita kerja karena panggilan Tuhan yang mau kita kerja di dalamnya itu membuat kita bisa bertahan dalam bekerja. Di tengah-tengah krisis seperti sekarang ini kalau kita bekerja berdasarkan pemikiran kita sendiri, kita akan tegang tetapi kalau kita tahu kita bekerja karena Tuhan panggil kita disitu, kita akan tenang. Krisis boleh datang tetapi jika kita sadar bahwa kita bekerja sedang menggenapkan apa yang Tuhan mau kita kerjakan, kita akan tenang. Dengan demikian kita tidak perlu takut karena kita tahu Tuhan yang memiliki pekerjaan untuk setiap kita. Dia mau kita hidup di dalamnya. Itu kuncinya! Jika kita hidup di dalam seluruh misi kerja yang sudah dipersiapkan Allah sebelumnya, akankah kita kehilangan seluruh enjoy dalam kerja? Akankah kita kehabisan pekerjaan? Tidak mungkin! Apabila selesai apa yang Tuhan tetapkan maka kita kembali kepada Bapa. Ini adalah kenikmatan pekerjaan dihadapan Tuhan. Kalau kita kerja melawan apa yang Tuhan mau, hidup akan tegang sekali. Mari kita berjalan di dalam apa yang Tuhan mau, di dalam pola yang Tuhan mau. Kerja seperti ini nikmat sekali karena kita belajar menyerahkan pada Tuhan. Waktu kita bekerja, dimana Tuhan memimpin kita bekerja, kita akan benar-benar menikmati pekerjaan itu. Silakan Tuhan yang menilai kerja kita. Biarlah ini menjadi satu sukacita dan semua hasil, kita melihat Tuhan memimpin satu persatu langkah kita. Saya percaya di dalam krisis yang semakin berat kalau kita boleh belajar taat kepada Tuhan, kita tahu Tuhan masih mempunyai pekerjaan yang harus kita kerjakan asal kita mau setia kepada Tuhan. Alangkah rendah kalau kita kerja hanya demi sesuap nasi. Mari kita memiliki nilai yang lebih tinggi sehingga hidup kita jauh terangkat dan kesukacitaan kerja itu bisa kita nikmati. Saudara kiranya ini boleh menguatkan kita ketika kita menapaki hidup kita, sampai akhirnya menyelesaikan seluruhnya kita bisa mengatakan Tuhan ini aku, aku sudah selesaikan semuanya. Lalu Tuhan mengatakan, "Oh marilah kesini hambaKu yang baik yang setia. Engkau sudah setia mengerjakan pekerjaan yang kuserahkan padamu. Mari masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu, mari kita bersama-sama menikmati keindahan kebahagiaan bersama tuanmu." Biarlah pada saatnya nanti kita selesai mencapai garis akhir dan kita bisa mendapatkan mahkota dari Tuhan. Inilah sukacita yang tidak ada bandingannya. Inilah nilai tertinggi yang mungkin kita capai ditengah sepanjang perjalanan hidup kita, jangan biarkan hidup anda dibuang sia-sia. Amin!

(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah - RT)