Ringkasan Khotbah : 4 Oktober 1998
Anugerah, Iman & Keselamatan
Nats : Efesus 2:8-9
Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno

 

Efesus 2:8-9 merupakan berita yang sangat penting di dalam kekristenan. Kedua ayat ini dapat dikatakan sebagai finalitas dari berita Injil, yang membedakan kekristenan dari agama maupun filsafat apapun yang ada di dunia. Gereja ada dalam dunia jawabannya terdapat di ayat 8-9. Efesus 2:8-9, "Karena kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah." Efesus 2:8-9 merupakan berita terpenting yang tidak mampu di jawab oleh siapapun.

Namun ayat 8-9 ini tidak bisa dilepaskan dari ayat 1-7. Berita ayat 8-9 merupakan konklusi dan juga merupakan tindakan anugerah Allah untuk menjawab kesulitan dari ayat 1-3. Sedangkan ayat 4-7, berkenaan bagaimana Allah yang penuh dengan rahmat memberikan anugerah. Ada beberapa hal yang kita akan pikirkan sehubungan dengan ayat 8-9. Pertama, Anugerah di dalam ayat 8 ini bukan sembarang anugerah. Alkitab mengatakan, "Karena anugerah kita diselamatkan." Berita ini menjadi berita penting dimana finalitas kekristenan berhenti disini. Dan ini juga berhubungan dengan pertanyaan paling mendasar yaitu: "Siapa manusia? dan "Manusia mau kemana?" Pertanyaan ini berusaha dijawab oleh semua agama dan semua filsafat yang ada di dunia. Dan ini juga menjadi pertanyaan yang serius di dalam hati kita.

Salahkah orang Kristen jika mempertanyakan pertanyaan ini? Tidak! Orang Kristen boleh membuat pertanyaan yang sangat kritis. Mempertanyakan pertanyaan yang kritis tidak salah. Tapi bagaimana mendapat jawaban dari pertanyaan tersebut itu yang menjadi masalah. Jadi, pertanyaannya tidak salah tetapi jawabnya itulah yang salah. Disini kita melihat, manusia yang tidak tahu dirinya siapa, bertanya kepada dirinya sendiri. Jadi yang tidak memiliki jawaban bertanya kepada diri yang tidak memiliki jawaban. Yang celaka, kita yang tidak tahu diri kita siapa, justru memberi kepastian jawaban. Jadi, yang seharusnya berhak menjawab adalah yang punyak hak untuk menjawab. Dalam hal ini, hanya Tuhan yang berhak menjawab, karena Dialah dasar kebenaran itu sendiri. Ketika manusia mau berusaha tahu manusia berdasarkan diri yang tidak mengenal diri maka manusia tidak bisa menemukan jawaban yang tuntas. Salah satu kelemahan dan ketidakmampuan manusia untuk mengenal dirinya adalah ketika manusia berusaha mencari tahu manusia. Padahal manusia sudah berada di dalam keadaan rusak total setelah jatuh ke dalam dosa. Hanya kembali kepada Alkitab manusia baru bisa mengenal dirinya sendiri. Alkitab mengatakan manusia sudah mati di dalam dosa. Bahkan manusia bukan hanya mati tetapi juga sudah dibelenggu oleh kuasa kematian yaitu kuasa dosa yang menjadikan dia menjadi budak dosa. Pikirannya adalah pikiran yang berdosa. Hidup di dalam hawa nafsu dosa yang menjadikan dia budak dosa. Tidak ada kemungkinan bagi manusia untuk bisa melepaskan diri kuasa dosa. Ini adalah fakta yang harus kita sadari!

Sesudah membicarakan ini, barulah Paulus membicarakan Ef 2:8-9, "Karena anugerah kamu diselamatkan." Ayat ini menjawab problematika yang paling serius yaitu kematian. Mati adalah proses destruksi yang menuju pada kehancuran. Paulus mengatakan bahwa di dalam dirinya kondisi mati terus menggerogoti dia menuju kepada penghancuran total. Kondisi ini membawa manusia hanya pada satu jawaban yaitu menuju kepada kematian yang kekal. Itu sebabnya jika manusia tidak kembali kepada Allah betapa mengerikannya hidup manusia.

Paulus dalam Ef 2:4, membuka satu rahasia besar yaitu Allah yang penuh dengan rahmat mengirimkan Kristus ke dalam dunia untuk mati menebus manusia. Inilah urgensi kekristenan di tengah dunia. Kekristenan bukan salah satu agama di antara sekian banyak agama yang ada juga bukan salah satu pemikiran filsafat di tengah pemikiran filsafat yang ada. Kekristenan adalah satu-satunya agama, satu-satunya pikiran filsafat yang bisa menjawab dan menyelesaikan problematik yang paling berat bagi manusia. Alkitab mengajarkan bahwa manusia berada di dalam kondisi mati. Di dalam situasi ini firman Tuhan lebih lanjut mengajarkan bahwa Allah, karena kasihNya yang begitu besar telah mengirimkan anakNya Yang Tunggal, supaya barang siapa yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16). Ini merupakan masalah yang serius, karena begitu seriusnya, Anak Tunggal Allah sendiri, harus datang ke dalam dunia dan mati bagi orang berdosa.

Berita ini memang sulit dimengerti oleh manusia. Mengapa? Karena anugerah Allah menyelamatkan kita melalui iman itu adalah pekerjaan Allah bukan usaha manusia. Manusia hidup di tengah dunia yang telah dipengaruhi oleh humanisme, egoisme, evolusionisme merasa bahwa manusia harus berjuang. Demikian juga berjuang untuk memperoleh keselamatan sedang kekristenan tidak demikian. Kekristenan mengajarkan keselamatan itu mutlak anugerah dari Allah bukan berdasarkan usaha manusia. Tidak ada satu unsur manusiapun yang bisa menyelamatkan manusia. Alasannya, karena manusia yang mati tidak mungkin bisa berespon. Hanya berdasarkan anugerah Allah kita baru dapat berespon, dihidupkan dan dibangkitkan. Disini kita melihat mengapa keselamatan Kristen berbeda dari orang dunia. Orang dunia tidak pernah bisa mengerti essensi manusia yang sudah jatuh dalam dosa. Orang yang mati tidak mungkin bisa mengerti firman Tuhan kecuali orang tersebut dibangkitkan oleh Allah. Waktu orang tersebut dibangkitkan oleh Allah berarti orang tersebut dalam kondisi pasif total. Dengan dasar ini tidak satu orang Kristen yang sejati, menyombongkan diri, karena dia sadar ketika diselamatkan itu mutlak karena anugerah Tuhan. Efesus 2:8-9 mengatakan, "Itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri."

Kedua, kita diselamatkan bukan hanya unsur anugerah, tetapi kita juga diselamatkan melalui iman. Dalam Efesus 2:8, "… oleh iman…." Lebih tepat seharusnya melalui iman. Kedua kata ini - oleh atau melalui - jika digunakan di dalam ayat 8 memiliki arti yang berbeda. Jika saya diselamatkan oleh iman itu berarti iman menjadi pelaku penyelamat. Jadi, waktu saya mengatakan saya diselamatkan oleh iman itu berarti iman memiliki kuasa besar untuk menyelamatkan saya. Jadi iman itulah pelakunya. Imannya itulah tuhannya. Inilah yang menjadi kesalahan fatal dari pada konsep faith movement. Alkitab mengatakan, ‘tidak!’ Kita diselamatkan bukan oleh iman tetapi melalui iman. Artinya iman itu menjadi jalur keselamatan yang dipakai oleh Tuhan untuk menyelamatkan kita. Mengapa ini penting? Karena disinilah seringkali terjadi konflik yang membuat kita tidak sadar apa yang sedang terjadi di dalam diri kita ketika kita bertobat. Disatu pihak yang mau percaya dan bertobat adalah saya. Jadi kesimpulannya karena saya yang mau bertobat dan beriman, tetapi tidak, iman dan pertobatan hanyalah menjadi saluran belaka. Kita bisa beriman dan bisa bertobatpun itu merupakan pemberian Allah. Jadi iman itu sendiri adalah instrumen yang Tuhan pakai untuk kita bisa diselamatkan. Dan iman ini sendiri diberikan oleh Tuhan Allah. Iman bukan hasil usaha kita, bukan kehebatan manusia, bukan kemampuan manusia untuk berjuang, bukan sesuatu yang menjadi modal manusia untuk mendapatkan keselamatan tetapi iman adalah pemberian Tuhan. Biarlah ini boleh menyadarkan kita, jika kita bisa berimanpun, itu adalah pemberian Tuhan. Iman adalah sarana yang Tuhan berikan untuk kita bisa bersekutu kembali dengan Tuhan.

Jadi, kita diselamatkan karena anugerah melalui iman, ini bukan usaha manusia! Jika demikian bagaimana seharusnya kita berespon kepada Tuhan. Pertama, kita tidak bisa sombong dihadapan Tuhan. Kita harus hancur dihadapan Tuhan, tunduk betul-betul dihadapan Tuhan dan mengakui Dia di dalam hidup kita. Dialah Allah kita, hanya kepada Dia-lah kita taat. Kedua, kita rela dipakai untuk memberitakan Injil disekeliling kita. Mari kita rela dipakai oleh Tuhan untuk mengajak lebih banyak lagi orang yang belum Kristen untuk mendengar firman Tuhan dan memberitakan Injil keselamatan. Saudara biarlah Tuhan memakai kita menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Akhirnya, jika kita sudah diselamatkan, biarlah kita boleh berkata, "Tuhan, jika Engkau sudah memberikan anugerah yang begitu besar kepadaku, sekarang biarlah aku boleh dipakai oleh Tuhan untuk menjadi hambaMu sepenuh waktu." Biarlah ini sungguh-sungguh menjadi tekad kita dihadapan Tuhan. Maukah saudara? Amin!

(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah - RT)