Ringkasan Khotbah : 13 Desember 1998
Penatalayan Anugerah
Nats : Efesus 3:2-7
Pengkhotbah
: Rev. Sutjipto SubenoEfesus 3:2-7 merupakan satu kesatuan kalimat yang mengungkapkan apa yang dikatakan oleh Paulus pada bagian sebelumnya yaitu sehubungan dengan orang-orang Efesus yang dianggap kafir oleh orang-orang Yahudi. Namun Paulus mengatakan bahwa orang-orang Efesus ini mempunyai panggilan untuk melayani Tuhan sekalipun untuk itu harus membayar mahal karena dunia membenci mereka. Di lain pihak, Paulus mengatakan ini merupakan satu rahasia besar yang dibukakan kepada Paulus agar mereka boleh mengerti. Masalahnya, apa rahasia yang dibuka oleh Tuhan kepada Paulus? Mengapa hal itu dibuka serta apa maknanya? Di dalam PL, Tuhan bekerja di tengah-tengah sejarah melalui umat Israel kemudian di dalam PB Tuhan menghentikan perjanjianNya dengan umat Israel, sedangkan orang-orang kafir yang tadinya carang liar atau ranting liar sekarang boleh dicangkokkan ke dalam pokok anggur yang sejati sehingga mereka diberikan kemungkinan untuk melayani Tuhan di dalam kerajaan Allah.
Di dalam ayat-ayat yang kita baca Paulus mengatakan satu kalimat yang sangat indah yang akan menjadi tema renungan kita hari ini yaitu pada ayat 2 yang mengatakan, "memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku …" Ini merupakan satu gambaran yang begitu agung, begitu besar yang mungkin dinikmati oleh setiap orang yang dahulu hanya dibatasi untuk umat Israel tetapi sekarang sudah dibuka menjadi satu kemungkinan setiap orang termasuk kita hari ini bisa menikmatinya.
Disini kita akan melihat beberapa signifikansi yang kita boleh pikirkan yaitu pertama, bagaimana anugerah dikaitkan dengan kehidupan kita. Ketika kita hidup seringkali kita melakukan sesuatu berdasarkan manfaat bagi diri kita. Semangat ini disebut utilitarianisme yaitu semangat dimana seseorang baru mau bekerja atau melakukan segala sesuatu berdasarkan asas manfaat. Semangat ini menjadi pengalaman beratus-ratus bahkan berjuta-juta orang yang ada di dalam dunia ini. Ini adalah satu konsep yang sekarang sangat lumrah dan menjadi pegangan bagi banyak orang. Sayangnya banyak orang yang hanya melihat manfaat tetapi tidak melihat di balik manfaat tersebut ada jebakan yang bisa merugikan hidupnya atau tidak. Saya pernah mengatakan bahwa semua ciptaan, dicipta oleh Pencipta sesuai dengan rancangan Pencipta dan tujuan akhirnya adalah untuk Pencipta, keluar dari hukum ini kita akan celaka. Hanya jika kita kembali menjadi penatalayan dari anugerah Allah disinilah kita baru memiliki hidup yang sesungguhnya.
Permasalahannya sekarang, bagaimana kita mengerti menjadi penatalayan dari pada anugerah Allah? (1) Kita perlu memikirkan, "Mengapa Tuhan mau memakai kita untuk menjadi penatalayan anugerah Allah?" Disini kita masuk kepada essensi. Jika Tuhan mau mengerjakan pekerjaanNya, Dia dapat mengerjakannya sendiri dengan sempurna tetapi justru pada waktu Tuhan pakai kita maka pekerjaan tersebut menjadi tidak beres. Namun jika Tuhan mau pakai kita, jangan sombong itu tidak berarti Tuhan butuh kita tetapi ini merupakan satu anugerah. Anugerah, dimana kita yang sesungguhnya tidak layak dijadikan layak untuk mengerjakan pekerjaan Allah yang begitu agung. Jika kita menyadari seharusnya hal ini menjadikan kita memiliki kekuatan untuk melangkah ditengah dunia ini. Kesadaran ini, juga memberikan kesadaran paradoks di dalam hidup kita. Disatu pihak kita sadar siapa saya dihadapan Tuhan, ini yang menjadikan dorongan di dalam hidup kita untuk hidup baik-baik, tidak ingin menyakiti hati Tuhan dan mempermalukan Tuhan serta tidak dapat menjadi saksi Tuhan. Dilain pihak, kesadaran ini juga menjadi kekuatan bagi kita ketika kita berjalan ditengah dunia ini bukan karena saya yang mau jalan atau karena kehebatan saya melainkan karena Tuhan yang memberi tugas penatalayanan untuk saya jalankan. Jadi bukan didasarkan kehebatan manajemen yang saya rancang tetapi karena Tuhan yang memberikan untuk saya kerjakan. Ini yang membuat Paulus bangga, begitu kuat dan begitu rela untuk menerobos semua. Paulus mengatakan, "Aku…orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus." Ini tidak membuat Paulus minder. Paulus masuk penjara bukan karena dia jahat, bukan karena dia berbuat dosa tetapi karena dia menjalankan penatalayanan Allah yang Allah limpahkan kepadanya. Di dalam Kis 20:24, Paulus mengatakan, "Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah." Paulus tahu dia melayani bukan karena dia hebat melainkan karena anugerah Allah. Yang menjadi masalah adalah bahwa tidak semua orang dapat memahami hal ini, karena ini merupakan satu misteri. Misteri mengandung arti, yang tidak tahu tidak tahu yang tidak mengerti tidak mengerti. Misterius artinya penuh dengan kerahasiaan, tidak mudah dimengerti. Ini juga dapat kita lihat ketika Tuhan Yesus mengajar dimana dia seringkali memakai perumpamaan, maksudnya bukan supaya orang mudah mengerti namun supaya kepada para murid yang diberi anugerah mampu mengerti kerajaan Allah sedangkan kepada yang lain, sekalipun mereka mendengar perumpamaan tersebut tetapi mereka tidak akan mengerti karena ini suatu misteri. Demikian pula mengapa banyak orang tidak menjadi penatalayan anugerah Allah? Jawabnya karena misteri. Jika kita mengerti ini bersyukurlah karena itu berarti Tuhan membuka jalan kepada kita dan kita menjadi penatalayan anugerah Allah karena Tuhan memberikan anugerah tersebut.
(2) Ketika kita mengerti dan masuk di dalam penyelenggaraan anugerah, itupun satu anugerah yang terlalu besar dan merupakan satu keagungan yang semua orang tidak bisa mengerti. Mengapa demikian? Karena waktu saya boleh turut serta bekerja dalam bagian tugas penyelenggaraan kerajaan Allah itu merupakan anugerah yang begitu besar. Ayat 5 mengatakan, "… tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabiNya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus." Ini satu anugerah yang begitu besar yang ingin dicari dan diketahui tetapi tidak dibuka kepada mereka." Ini berarti Tuhan tidak membuka kebenaran secara menyeluruh namun Dia memberikan batasan anugerah. Tuhan Yesus memberikan perumpamaan,. didengar dan dilihat oleh banyak orang tetapi mereka yang mendengar tidak mendengar, mereka yang melihat tetapi tidak melihat. Mereka hanya melihat fenomena luar tetapi tidak melihat essensi dibelakang fenomena. Tuhan Yesus melihat mereka, itu sebabnya Dia mengatakan, "Kamu datang mencari Aku bukan karena kamu mengerti tanda tetapi karena perutmu kenyang."
Kedua, Konsep penatalayan (stewardnya). Alkitab mengatakan, tugas penyelenggaraan adalah bagaimana saya menjadi bagian dari penggenapan seluruh tugas perencanaan kerajaan Allah. Ini dapat kita lihat di dalam Yoh 15:9, Tuhan Yesus membuka satu rahasia yang besar disini yaitu, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasihKu itu. Jikalau kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam KasihKu, seperti Aku menuruti perintah BapaKu dan tinggal di dalam kasihNya." Disini ada kaitan yang begitu indah yang Tuhan Yesus gambarkan yaitu hubungan antara Bapa dengan Kristus menggambarkan hubungan antara Kristus dengan kita. Kristus taat kepada Bapa ini menjadi gambaran kita taat kepada Kristus. Sama seperti cinta kepada Bapa maka dia taat kepada perintahNya demikian juga jika kita cinta kepada Kristus maka kita akan taat kepada Dia. Jadi cinta disini harus dibuktikan di dalam ketaatan. Kita dihadapan Kristus sesungguhnya hanyalah seorang budak (hamba) namun Kristus tidak menganggap kita sebagai budak. Kita adalah budak Tuhan, namun pada waktu Dia tidak menganggap kita sebagai budak berarti status kita sudah ditinggikan. Ini merupakan satu peningkatan status yang luar biasa. Apa perbedaan seorang budak dengan seorang sahabat? Seorang sahabat tahu mengapa dia mengerjakan itu sedangkan seorang budak tidak tahu mengapa demikian. Kalimat ini merupakan kalimat yang menaikkan kita pada posisi yang begitu agung. Jadi kalau kita melakukan tugas penatalayanan yang Tuhan percayakan itu bukan sekedar aku dijadikan budak walaupun statusku memang budak tetapi aku diangkat menjadi seorang sahabat. Jadi disini kita mengerti Tuhan maunya apa? Kita mengerti apa yang harus saya kerjakan karena Tuhan sudah menganugerahkan kepada kita. Namun kalimat ini seringkali bisa disalahgunakan sehingga kita memanipulasi Allah. Ingat Alkitab tidak sembarangan sebelum Tuhan membuka konsep sahabat, Dia lebih dahulu membuka konsep ordo. Jadi secara ordo kita diangkat menjadi sahabat Tuhan namun tidak pernah kita menjadi tuannya Tuhan.
Saudara ketika kita menjadi penatalayan Allah kita tidak mengerjakan ini dengan sembarangan, karena Tuhan yang beritahu lebih dahulu sehingga kita mengerti misi kerajaan Allah ditengah dunia ini. Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk memberitakan Injil, menjadi saksiNya ditengah dunia dan di dalam berbagai bidang. Tuhan sudah membukakan rahasianya agar kerajaan Allah digenapkan. Kita adalah teman-teman sekerja Tuhan, sahabat-sahabat Tuhan yang dipanggil untuk menggenapkan pekerjaan Tuhan. Saudara, betapa besarnya anugerah ini. Siapakah kita sehingga boleh menjadi sahabat Tuhan yang bekerja bagi Tuhan? Seharusnya kita mengerti ini merupakan satu penatalayanan yang agung luar biasa. Kita sedang bekerja di dalam pekerjaan Bapa, pimpinan kita adalah Pencipta kita namun Dia berkata, "Aku tidak menjadikan kamu budak melainkan sahabat."
Itu sebabnya mari kita menggarap hidup kita dengan baik. Kita tidak tahu Tuhan memberi hidup kita berapa lama? Mari kita mengerjakan tugas penatalayan kita dengan bertanggungjawab bukan hanya disatu bidang melainkan disemua bidang. Saya minta setiap kita menggumulkan hal ini dengan serius. Dunia hanya memikirkan segala sesuatu dari aspek manfaat tetapi yang Tuhan mau bukan itu. Tuhan mau kita kembali, seperti Paulus mengerti bagaimana panggilan dia ditengah dunia dan untuk itu dia rela berkorban supaya dia boleh menyelesaikan tugas penyelenggaraan anugerah yang Tuhan tetapkan baginya. Mari kita sadar Tuhan panggil kita dimana dan kiranya apapun yang kita lakukan kembali untuk kemuliaan Allah. Amin!
?(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah - RT)