Ringkasan Khotbah : 27 Desember 1998

The Unsearchable Righteous of Christ

Nats : Efesus 3:7-9

Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno

Paulus adalah seorang yang mempunyai dinamika yang begitu besar di dalam pelayanan. Dalam pelayanannya Paulus mengalami berbagai kesulitan, penderitaan, aniaya, dipenjara, dirajam dalam berbagai bentuk. Namun di tengah-tengah begitu banyak tantangan dan kesulitan yang Paulus alami. Paulus tidak menjadi tawar hati atau kehilangan hati melainkan di tengah-tengah berbagai tantangan, krisis, kesulitan dan penderitaan yang dihadapi justru Paulus memiliki kekuatan menerobos yang begitu besar bahkan dia memberikan nasehat kepada jemaat Efesus untuk meneladaninya.

Pertama, dalam situasi seperti ini, sebenarnya dimana keindahan dan kekuatan Paulus ketika dia melayani? Jawabannya terletak di dalam ayat-ayat ini. Di dalam ayat-ayat ini Paulus mempunyai dua konsep yang berparadoks di dalam pikirannya yang menjadikan Paulus memiliki kekuatan yang begitu besar. Disatu pihak Paulus merasa dia adalah orang yang begitu hina. Dia merasa tidak layak menjadi rasul di antara semua rasul. Paulus mengatakan di antara para rasul dia adalah orang yang paling hina. Tapi justru di dalam situasi seperti ini tidak menjadikan Paulus rendah diri melainkan dia mendapat kekuatan yang begitu besar karena dia dipercaya untuk memegang seluruh kekayaan Kristus yang tidak terselami oleh manusia. Nanti di dalam Efesus 3 ini Paulus mengatakan kepada jemaat Efesus agar jemaat Efesus mengerti betapa kayanya, betapa besarnya, panjangnya,tingginya, dan lebarnya kasih Kristus yang tidak mungkin dijangkau oleh manusia. Disinilah kunci kekuatan kekristenan di tengah-tengah dunia ini. Ini menjadi kunci untuk kita bisa bersyukur dihadapan Tuhan.

Dalam Efesus 3 ini Paulus juga mengajak kita bersyukur karena Allah berkenan memakai Paulus untuk menjadi pelayanNya. Paulus sadar dia begitu kecil, begitu hina namun boleh dipakai oleh Tuhan dari kekayaan yang tidak terselami dari Kristus. Bagaimana dengan kita, apa yang menjadi dasar kita bisa bersyukur? Saudara di tengah-tengah situasi yang semakin lama semakin menekan ini alangkah bahagianya jika kita bisa bersyukur dan sadar siapa diri kita? Kita adalah orang yang paling hina namun kita dipilih oleh Tuhan untuk menjadi pelayanNya. Sama seperti Paulus mengucap syukur karena dia sadar bahwa bukan kerena dia begitu hebat sehingga Tuhan pakai dia melainkan karena anugerah Tuhan yang begitu besar. Ini dapat kita lihat juga dari perubahan nama Paulus dari Saulus yang berarti yang besar yang kuat kemudian setelah dia bertobat diganti menjadi Paulus artinya si kecil yang lemah. Perubahan ini menunjukkan kesadaran eksistensial dari hakekat diri dia yang sebenarnya. Kesadaran ini yang membuat Paulus mempunyai kekuatan dunamis untuk menerobos segala sesuatu. Jadi pada saat Paulus sadar bahwa dia adalah orang yang paling hina di antara semua orang kudus, saat itulah Paulus baru merasakan bahwa Tuhan terlalu kaya untuk Paulus. Ini yang menjadi dasar dari pengucapan syukur Paulus sehingga dia bisa mengembalikan semua yang dia punya kepada Tuhan. Disini kita melihat satu keagungan dari pengucapan syukur yang sesungguhnya yaitu pengucapan syukur yang eksistensial; yaitu siapa saya terkait dengan Allah yang sejati.

Kedua, di dalam seluruh surat Efesus kita menemukan istilah kaya di dalam Kristus begitu banyak. Ini mau mengungkapkan kekayaan Allah yang mau dilimpahkannya kepada kita. Setiap pasal surat Efesus ini membicarakan kekayaan anugerah Allah yang tidak terduga (terjemahan bahasa Indonesia). Istilah tidak terduga bukan berarti kaget atau tidak menyangka melainkan maksud yang sebenarnya tidak bisa dibayangkan, betapa kayanya, betapa besarnya, betapa luar biasanya. Memasuki tahun 1999 saya ingin mengajak kita untuk merenungkan dan memikirkan kembali betapa banyak anugerah yang Tuhan sudah limpahkan kepada kita sepanjang tahun 1998 ini. Martyn Lloyd Jones ketika menyarikan Ef 3 ini hanya punya satu kesimpulan yaitu kalau saya bisa berjalan bersama Tuhan saya akan mengalami anugerah Allah yang tidak mungkin bisa diselami oleh siapapun. Ini tidak berarti meniadakan kita dari kesulitan, krisis maupun aniaya. Tidak. Justru pada saat kita mengalami semua itu, semakin kita tidak berdaya makin kita merasa begitu kecil, kita semakin merasa tertekan. Pada saat itulah justru kita merasakan kekayaan anugerah Allah itu sedang turun atas kita. Ada satu kekuatan yang begitu besar yang sedang menopang dan mengangkat kita naik. Pada saat seperti itulah kita merasakan suka cita yang luar biasa.

Ketiga, saya membayangkan Paulus dengan jemaat Efesus mempunyai satu kedekatan yang sedikit berbeda dengan jemaat-jemaat lain. Paulus memiliki hubungan pribadi yang lebih baik dengan jemaat Efesus. Hal ini mungkin disebabkan karena jemaat Efesus adalah jemaat yang pernah sampai tiga tahun digembalakan oleh Paulus. Ini merupakan satu relasi yang membuat Paulus mengucap syukur atas hubungan yang Tuhan perkenankan di alami oleh Paulus. Ini tidak berarti Paulus melayani di Efesus tanpa kesulitan. Tidak! Banyak kesulitan yang Paulus alami. Jika kita membaca di Kis 20 kita melihat bagaimana Paulus mengungkapkan unek-unek yang menjadi isi hati dia. Paulus melayani jemaat Efesus dengan curahan air mata. Bahkan Paulus mengatakan aku datang dari satu rumah ke satu rumah aku berbicara dengan kamu dipasar aku memberitakan Injil disana. Dalam perkumpulan jemaat aku mengajar kamu. Semua ini dikerjakan dengan beban yang begitu berat. Tapi itu justru menjadi ucapan syukur Paulus ketika akhirnya dia melihat jemaat Efesus berkembang menjadi satu jemaat yang dipakai oleh Tuhan. Paulus mengatakan aku mendapat anugerah untuk menjadi pelayan Injil untuk kamu orang yang non-Yahudi. Kamu yang sebenarnya dipinggirkan tetapi rahasia ini sekarang dibuka kepadaku sehingga aku boleh melayani engkau. Bagi Paulus ini merupakan ucapan syukur yang besar sekali karena dia boleh melayani Tuhan.

Saya ingin kita juga mengakhiri tahun ini dengan satu ucapan syukur karena Tuhan membuka satu pelayanan yang sungguh bagi kita. Kita bersyukur karena kita boleh melayani diberbagai bidang. Bagi yang belum melayani biar kiranya tahun ini kita boleh bergumul dimana beban dan talenta yang Tuhan berikan kepada kita sehingga kita boleh melayani sesuai dengan karunia yang Tuhan berikan kepada kita? Tapi sebaliknya jangan sampai kita terlalu sibuk oleh urusan kita masing-masing sehingga kita kehilangan satu makna yang begitu besar yaitu bagimana kita bisa mengucap syukur karena Tuhan masih mau pakai kita. Mari kita belajar dari pelayanan Paulus, ketika melayani dia mengalami kesulitan, penderitaan dan penganiayaan namun dia tidak mengeluh melainkan justru dia memuji Tuhan dan berkata, "Aku boleh menderita demi nama Kristus dan aku masih boleh melayani Raja di atas segala raja yang menganugerahkan pelayanan kepadaku." Saudara biarlah ini boleh menjadi pengalaman kita tetapi jika tahun ini kita belum melayani atau belum berbuat apa-apa untuk Tuhan mari kita menginstrospeksi diri kita masing-masing dan mulai menggumulkan untuk melayani Tuhan pada tahun mendatang. Saya rindu setiap kita boleh dipakai oleh Tuhan pada tahun mendatang, karena begitu banyak orang membutuhkan pelayanan kita.

Dunia ini begitu gelap dan membutuhkan anak-anak Tuhan yang rela dipakai oleh Tuhan untuk melayani Tuhan. Tapi ingat, Tuhan memakai kita bukan karena kita hebat melainkan Tuhan ingin memakai kita supaya kita beroleh anugerah dan merasakan bagaimana Tuhan menganugerahkan kesempatan pelayanan bagi kita? Biarlah akhir tahun ini kita boleh bersama-sama menggumulkan sehingga Tuhan boleh memakai kita dan memimpin kita sehingga kita boleh bersyukur kepada Tuhan atas apa yang Tuhan sudah kerjakan di dalam hidup kita dan melalui hidup kita. Amin!?

(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah - RT)