Ringkasan Khotbah : 14 Februari 1999

Iman & Keyakinan

Nats : Efesus 3:12-13

Pengkhotbah : Rev. Sutjipto subeno

Efesus 3:12-13 ini menjadi ayat klimaks dari seluruh rahasia panggilan orang-orang bukan Yahudi yang menjadi Kristen di tengah-tengah Kekristenan Yahudi pada saat itu. Beberapa minggu yang lalu sudah membicarakan seluruh perikop ini dengan latar belakangnya. Dimana jemaat Efesus adalah jemaat yang mayoritas bukan Yahudi dan ketika mereka bertobat mereka mengalami masalah yang berat karena mereka harus berhadapan dengan orang-orang Kristen Yahudi dimana mereka merasa bahwa orang-orang Kristen yang non-Yahudi kurang sah.

Di tengah situasi seperti ini, Paulus kemudian mendobrak konsep ini. Paulus mengajarkan bahwa di dalam Kristus semua orang sama tidak ada perbedaan, baik itu orang Yahudi maupun non Yahudi., antara pria maupun wanita. Dihadapan Kristus kita bukan orang asing dan pendatang. Di hadapan Kristus kita adalah umat yang dipanggil untuk mempermuliakan Tuhan. Ini menjadi satu pertolongan bagi orang yang bukan Yahudi memiliki kekuatan untuk melangkah dan menjadi orang-orang Kristen yang betul-betul berjalan di dalam Tuhan. Oleh karena itu ide di dalam Kristus menjadi kekuatan keyakinan yang boleh menerobos menjadi keberanian serta jalan masuk atau akses bagi kita untuk boleh menjalankan prinsip pelayanan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Di dalam Efesus 3:12-13 ini merupakan klimaks dari ayat-ayat sebelumnya disini Paulus memberikan satu keyakinan yang begitu kokoh kepada mereka agar mereka tahu dan bagaimana mereka berjalan sebagai orang Kristen. Di dalam ayat 12 mengatakan, "Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepadanya." Jadi disini ketika kita mengalami kesusahan dan kesesakan jangan tawar hati karena justru kesesakan itu yang membuat kita mendapat kemuliaan, karena kita beriman kepada Kristus. Saudara, ayat ini perlu kita gumulkan mengingat kita hidup di tengah-tengah situasi yang sulit. Dalam kondisi seperti ini tidak heran banyak orang Kristen yang mulai goncang, kecewa, ruwet dan bingung. Tidak heran dalam kondisi seperti ini terjadi ketidakadaan ketenangan, ketidakadaan kemapanan, ketidakadaan keyakinan dan kepastian yang membuat kita stabil. Setiap saat kita bisa digoncangkan. Setiap saat kita bisa mengalami sesuatu yang mengerikan. Setiap saat segala sesuatu bisa berubah. Situasi ini jika menimpa kita dapat membuat kita menjadi takut dan gentar. Bahkan makin dipikir makin takut. Bagaimanapun juga kita mikir atau tidak mikir, jadi atau tidak jadi, yang kita pikir sama saja tidak berhubungan sama sekali. Jadi mikir tidak mikir sama jadi tidak mau jadi tidak ada hubungannya sama sekali. Yang jadi tidak mau jadi tetap jalan sendiri. Yang mikir tidak mau mikir juga jalan sendiri. Banyak yang takut berpikir melarikan diri. Tetapi kalau dia betul-betul melarikan diri jadi dia sedang memasukkan diri dalam krisis. Jadi disini krisis mengkrisiskan diri. Kenapa? Karena ketika dia lari dia sedang memboroskan uangnya juga disana dia berada dalam krisis identitas karena disana ia menjadi orang asing. Itu sebabnya di tengah dunia seperti ini melarikan diri bukanlah merupakan jalan keluar yang baik.

Dewasa ini dunia kita berada dalam kondisi ketidakadaan pengharapan yang begitu mengerikan di tengah dunia. Justru di dalam keadaan dunia yang begitu sulit inilah bagaimana orang Kristen dapat mengantisipasi menghadapi situasi seperti ini? Paulus mengatakan, "Hanya di dalam Dia yaitu Kristus melalui iman kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada allah dengan penuh keyakinan oleh iman kita kepadanya." Melalui ayat ini membukakan kepada kita bagaimana kita berjalan menuju Allah di dalam kebenaran sampai kepada Allah untuk mendapat kemuliaan yang Allah akan berikan kepada saya. Ayat ini memberikan kepada kita suatu terobosan dari seluruh kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Penerobosan di dalam kalimat ini memberikan konsep wawasan yang membuat kita kokoh di dalam segala situasi dan tantangan apapun yang kita hadapi. Tetapi karena kita sudah menetapkan dan sudah menancapkan jangkar kita pada sumber yang kekal.

Untuk itu kita memerlukan basis kehidupan yang bisa menentukan arah perjalanan kita berikutnya. Bagi orang dunia dapat mulai melangkah dengan kepandaiannya, dengan uangnya atau dengan kekuasaannya. Tetapi abad 20 ini membuktikan sehebat apapun kepandaian mereka dan punya uang sebanyak apapun serta memiliki kekuasan yang tinggi, ternyata semua itu tidak ada apa-apanya. Orang-orang pandai, para konglomerat yang besar serta orang-orang yang berkuasa hari ini membuktikan mereka tidak ada apa-apanya. Mereka hidup dalam ketegangan. Ya, hari ini seluruh dunia dalam ketakutan. apa yang akan terjadi? Dalam situasi seperti ini basis apa yang mereka akan bangun uang tidak bisa demikian juga kepandaian tidak bisa. Kenapa? Karena semua itu di dirikan di atas basis yang sementara, relatif, bisa berubah dan diubah. Hari ini pandai besok siapa tahu besok menjadi pikun. Hari ini kaya besok bisa melarat. Hari ini punya kekuatan politik besok bisa jatuh. Lalu apa yang dapat menjadi fondasi kita untuk berjalan di tengah dunia ini? apa yang dapat kita jadikan sandaran yang tidak bisa berubah?

Alkitab mengatakan basisnya cuma satu, "Beriman kepada Kristus." Waktu kita beriman kepada Kristus itu menjadi satu puncak daripada semua keyakinan yang membuat manusia mempunyai keyakinan yang tidak bergeser. Waktu kita beriman kepada Kristus itu berarti kita sedang menancapkan jangkar kita kembali kepada kekekalan yang sudah dibuktikan di dalam sejarah. Beriman kepada Kristus membentuk kita memiliki keyakinan yang kokoh. Mengapa? Disini kita berpegang pada yang kekal yang tidak bergeser dan yang tidak bisa berubah. Tetapi mengapa harus Kristus? Di dalam apologetika semua orang beragama percaya Tuhan ada. Hanya Tuhannya siapa dan dimana? Tuhan yang diawang-awangkah? Atau Tuhan yang diteorikankah? Atau Tuhan yang dibentuk? Atau Tuhan yang sesungguhnya? Alkitab mengatakan hanya Kristus Tuhan yang sejati. Tetapi mengapa harus Kristus bukan yang lain? Jawaban hanya satu yaitu dia bukan sekedar Allah yang sejati tetapi juga dia adalah Allah yang membuktikan diri menerobos sejarah. Manusia tidak mungkin dapat menerobos kekekalan kecuali yang kekal menerobos yang sementara. Yang kekal standarnya lebih tinggi dari kesementaraan. Pada waktu yang kekal menerobos kesementaraan itu dimungkinkan. Tetapi yang sementara mau menerobos di dalam kekekalan itu tidak mungkin. Maka ketika Kristus yang kekal itu menerobos dan masuk di dalam sejarah ini sangat diperlukan untuk memberikan bukti yang sah bagi seluruh sejarah manusia untuk menunjukkan dimana letaknya jangkar yang sesungguhnya yang harus dipegang. Dan ketika Yesus berkata, "Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku." Kalimat ini merupakan kalimat yang terlalu eksklusif dan terlalu tinggi untuk diucapkan oleh manusia siapapun. Kalimat ini menjadi kalimat yang sangat sulit diterima oleh manusia. Jika hanya manusia tidak mungkin mengeluarkan kalimat seperti itu. Kalimat ini juga sekaligus membuktikan di dalam perjalanan sejarah Kristus, apa yang Dia katakan dengan begitu eksklusif menghantam semua konsep yang lain. Paulus yang begitu cermat tahu ini merupakan jangkar yang tidak bisa digeser. Inilah jangkar yang membuat manusia memiliki keyakinan.

Di dalam Ef 3:12 ini Paulus menyatakan, "Dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepadaNya." Disini digunakan istilah kepercayaan dua kali. Disini lebih tepat bukan "penuh kepercayaan" melainkan dengan "penuh keyakinan kita beriman di dalam Dia." Maksudnya saya mempunyai iman di dalam kristus itu menjadikan saya mempunyai keyakinan. Kata ‘keyakinan’ bahasa aslinya sebenarnya satu keyakinan yang teguh. Alkitab sejak pertama mengatakan jangan percaya diri tidak akan menyelesaikan apa-apa. Percaya diri hanya akan meletakkan kepercayaan kepada sesuatu landasan yang relatif. Alkitab mengatakan keyakinan kita yang kokoh harus kembali kepada jangkar yang sejati. Disitulah kita baru mempunyai keyakinan yang kokoh. Ini baru bisa terjadi jika kita kembali kepada iman yang sejati yaitu kepada Kristus sumber yang mengukuhkan kita.

Saudara seberapa jauh ketika kita menjalankan pergumulan hidup kita putuskan karena kita kembali kepada Tuhan atau kita hanya jalan berdasarkan kemauan kita sendiri. Firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita hanya di dalam Kristus kita baru mempunyai keberanian dan akses untuk menerobos dunia ini menuju kepada Bapa yang menetapkan dan yang menjadi pegangan saya. Tetapi ini bukan terjadi satu hari. Tidak. Dan juga apa yang diperjuangkan ini bukan dalam keadaan biasa tetapi justru pada saat kita mengalami krisis prinsip inilah yang akan menopang kita. Jangan tunggu situasi ini tiba tapi kita belum siap. Itu sebabnya kita perlu mempersiapkan diri. Pribahasa Tionghoa mengatakan, "Tentara dipersiapkan 1000 hari hanya untuk perang satu hari." Seseorang ketika dia mau kuat menghadapi satu situasi bukan tunggu situasi itu tiba baru mempersiapkan diri tidak ada gunanya. Itu sebabnya biar kiranya ayat ini menjadi pegangan kita. Berdiri di atas keyakinan yang kokoh karena saya menancap jangkar kepada Kristus. Dan untuk ini kita harus latih setiap hari setiap saat di dalam pergumulan hidup kita. Ketika saya bergumul dihadapan Tuhan itu melatih kita bagaimana kita harus menghadapi masalah yang paling berat yang melanda hidup kita. Mari saudara sebelum kesulitan itu tiba kita belajar baik-baik seperti prajurit yang dipersiapkan untuk berperang sehingga kita mempunyai keberanian yang sungguh untuk kita menerobos jaman. Amin!?

(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah - RT)