Pengkhotbah
: Rev. Sutjipto SubenoPaulus menekankan kepada jemaat Efesus dan jemaat Kolose agar jemaat yang beriman di dalam Kristus menjadi jemaat yang merasakan kenikmatan hidup. Hal ini baru terjadi jika Kristus diam di dalam jemaat dan jemaat diam di dalam Kristus. Setelah itu jemaat berakar di dalam Kristus, dibangun di dalam Kristus dan bertumbuh di dalam Kristus. Ini yang dituntut dan diharapkan oleh Paulus di dalam misi kehidupan setiap orang percaya. Inilah juga yang seharusnya kita pikirkan ketika kita menjadi orang percaya. Mengapa? Karena di tengah-tengah dunia kita sangat membutuhkan kepastian di tengah-tengah dunia yang tidak pasti.
Jika kita membandingkan hidup kita dengan jemaat Efesus dan jemaat Kolose waktu itu diterpa oleh filsafat Yunani yang berada dalam format hedonistik, materialistis dan menyembah berhala. Di tengah-tengah kondisi dunia seperti ini menjadikan dunia kehilangan ketenangan, kedamaian dan kehilangan kebahagiaan. Dunia dicengkeram oleh dosa. Sehingga di dalam hidup yang makin hari makin materialis, makin hedonis, semua ini menjadikan orang hidup tidak pernah tenang. Jadi semakin mereka mengejar hasil akhirnya justru mereka menjadi makin kehilangan segalanya dan akhirnya mereka hidup di dalam ketidaktenangan. Inilah kondisi kota Efesus, kota yang sangat sibuk mirip kota metropolitan.
Masalahnya, apakah abad 20 setelah 2000 tahun telah lewat dari jaman Efesus menuju abad modern yang penuh dengan teknologi yang canggih dan fasilitas yang lengkap ini semua menjadikan manusia modern memiliki hidup yang lebih tenang. Jawabnya ternyata tidak. Dunia modern, membuat hidup jauh lebih tidak tenang, tidak stabil. Secara sosial, politik dan bahkan secara ekonomi kita hidup tidak tenang. Di tengah-tengah situasi seperti ini bagaimana kita bisa mengatasi dan apa yang mesti kita lakukan? Akankah kita menjadi orang-orang yang kehilangan kedamaian, kehilangan kebahagiaan ataukah kita akan kehilangan seluruh jangkar yang membuat kita bisa teduh?
Di dalam kondisi seperti ini Paulus mengatakan, ‘Aku berdoa supaya Ia menurut kekayaan kemuliaanNya,menguatkan dan meneguhkan kamu oleh RohNya di dalam batinmu, …" Saudara, bagi saya ini merupakan kekuatan. Dunia kita berusaha mengacak kita, membuat kita tidak tenang dan sedang mengoyak-oyak kita. Dalam kondisi seperti ini jika kita tidak mempunyai benang yang mengkaitkan kita kepada fondasi yang kekal maka kita bagaikan sekam yang ditiupkan angin terbang entah kemana sehingga kita kehilangan arah di tengah goncangan ini. Jadi di tengah porak porandanya dunia yang mengerikan ini yang dibutuhkan oleh manusia adalah kita mempunyai satu benih yang kuat yang mengkaitkan kita pada tiang yang kokoh sehingga kita diputar kemanapun tidak apa-apa yang penting kita masih terkait dengan satu pemegang yang tidak mungkin bisa lepas dan tetap terkait pada titik pusatnya.
Di tengah-tengah permainan dunia yang mengakibatkan kita tidak bisa tenang ini bagaimana saya bisa bertahan? Alkitab menegaskan di dalam Roma 8 dan Kolose 3 beberapa aspek yang jelas tapi indah. Pertama, bagaimana kita membangun basis relasi kita dengan Kristus yang betul-betul solid. Ini adalah fondasi yang utama di dalam hidup kita. Paulus mengatakan, "Allah sudah menyediakan AnakNya yang Tunggal mati bagi kita demi untuk menebus kita." Apakah itu berarti Allah masih membuat kita menjadi susah padahal Dia sudah rela mengorbankan yang terbaik. Tidak mungkin! Jika Tuhan sudah mengerjakan hal yang begitu mahal demi untuk menyelamatkan saudara dan saya maka Dia pasti akan memelihara relasi tersebut. Ini kunci perjanjian yang luar biasa! Saya percaya kepada Kristus dan ketika saya percaya kepada Kristus saya yakin Tuhan akan atur hidup saya karena Dia menebus saya. Itu sebabnya Dia menyerahkan AnakNya mati untuk saya. Jika Kristus dikirim oleh Bapa dan mati demi untuk menebus dosa manusia bukankah Allah akan memelihara kita. Sehingga kaitan antara saya dan kasih Kristus tidak mungkin dipatahkan oleh apapun yang ada di dalam dunia. Ini merupakan satu kondisi yang begitu indah yang Tuhan berikan kepada kita. Roma 8: 37-39 mengatakan, "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." Berdasarkan ayat-ayat ini tidak ada satupun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus bukan bergantung pada usaha saya, melainkan semua itu didasarkan pada anugerah dan inisiatif Tuhan Allah. Itu sebabnya Paulus mengatakan, "Aku minta kepada Bapa supaya Ia meneguhkan dan menguatkan kamu di dalam iman." Saudara, di tengah-tengah hidup kita dalam dunia modern ini kita seringkali menghadapi kesulitan di dalam mengimplementasikan iman kita di dalam terpaan hidup sehari-hari. Biar kiranya ayat ini juga boleh menjadi doa kita. Kita berdoa kepada Bapa supaya Dia meneguhkan dan menguatkan kita di tengah-tengah badai seperti sekarang ini.
Kedua, bagaimana kita mengimplementasikan secara langkah demi langkah di dalam hidup kita. Paulus di dalam Kolose 2 menggambarkan satu relasi yang baik sekali mulai dari pertobatan setelah itu di dalam ayat 6, "Kamu telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, hendaklah hatimu melimpah dengan syukur." Ini merupakan satu gambaran yang luar biasa. Berdiam di dalam Kristus, berakar di dalam Kristus, dan tumbuh di atas Kristus. Ilustrasi ini diambil oleh Paulus dari ilustrasi tumbuhan yang tumbuh secara baik. Itu sebabnya bagaimana kita sekarang dapat berdiri teguh di dalam iman di dalam kristus: (1) Saya harus berdiam di dalam Kristus. Kita hidup di tengah dunia yang tidak bisa tenang, dunia yang selalu gelisah. Dalam kondisi ini sangat sulit bagi kita untuk diam. Kita selalu ingin cepat jalan, cepat selesai dan kita tidak bisa menunggu dengan sabar. Alkitab mengatakan jika mau teguh di dalam Kristus kunci pertama adalah diam di dalam Kristus. Satu gambaran yang baik sekali di dalam sebuah tanaman yaitu pada waktu kita menanam pohon misalnya pohon jagung, cara yang terbaik adalah biji tersebut ditata dengan teratur lalu disiram kemudian diberi pupuk setelah itu kita harus sabar menunggu. Seringkali kita tidak sabar menunggu dan yang lebih parah lagi adalah kemudian kita memindahkan biji tersebut karena kita pikir tanahnya tidak subur. Jika terus biji jagung tersebut dipindah maka dia tidak akan pernah tumbuh. Demikian juga dengan kerohanian kita. Jika kita mau tumbuh baik-baik berdiamlah di dalam Kristus. Berdiam disini bukan berarti pasif, bukan berarti tidak adanya aktivitas tetapi diam disini mau menunjukkan kesungguhan beraktifitas untuk diam. Untuk diam perlu usaha. Untuk diam kita harus mau mendiamkan diri. Jadi pada waktu saya mau diam dihadapan Tuhan artinya saya rela Tuhan atur, Tuhan bentuk supaya saya bisa bertumbuh untuk saya nanti bisa berkembang.
(2) Alkitab mengatakan berakar di dalam Kristus. Pertama-tama diam setelah itu baru berakar, setelah itu dibangun. Struktur ini tidak boleh dibalik atau ditukar! Mengapa? Karena pertumbuhan yang sejati harus melewati tiga struktur ini. Jika kita memperhatikan satu tanaman mula-mula tanaman tersebut berakar dulu. Berakar disini harus ke bawah jika kita balik biji tersebut ke atas nanti dia akan tetap berbalik ke bawah. Jadi akar tidak pernah naik ke atas. Ini menggambarkan satu kondisi bagaimana harus berakar lebih dahulu baru keluar batangnya dan bukan sebaliknya. Ini kunci kedua! Setelah kita diam di dalam Kristus barulah kita dapat berakar di dalam Kristus. Pada waktu kita berakar di dalam Kristus pada waktu itulah kita bisa kokoh di dalam Kristus. Sebagai orang Kristen kita harus belajar agar kita bisa mengakarkan iman kita sungguh-sungguh di dalam Kristus. Kekristenan dewasa ini dalam keadaan buta teologi. Itu sebabnya kita perlu belajar sehingga kita bisa menancapkan akar yang baik di dalam Tuhan. Betapa celakanya jika kekristenan sendiri tidak tahu kekristenan itu sendiri apa? Itu sebabnya saya merindukan kalau boleh ada ratusan orang belajar teologi, belajar firman Tuhan dengan baik sehingga kita boleh berakar di dalam iman kita kepada Kristus. Sama seperti Paulus mendidik dan melatih jemaat Efesus selama tiga tahun sehingga mereka memiliki akar di dalam Kristus. Tidak heran dalam kitab Wahyu jemaat Efesus dipuji karena ajaran sesat tidak dapat masuk.
(3) Bertumbuh di dalam Kristus. Setelah orang Kristen diam di dalam Kristus barulah bisa berakar di dalam Kristus. Dan yang ketiga orang Kristen tersebut baru bisa bertumbuh di dalam Kristus. Ini kunci pengertian yang terpenting! Setelah kita hidup, kita mulai keluar ke atas, pertama-tama mulai tumbuh batang, setelah itu tumbuh daun dan selanjutnya mulai berkembang. Dengan demikian kekristenan tidak berhenti pada diri sendiri. Kekristenan harus maju dalam pelayanan. Hidup menghasilkan buah bagi orang lain, bagi kemuliaan Tuhan. Kekristenan tidak hanya berhenti pada diri sendiri, tidak ada perkembangan yang bisa kita kerjakan tetapi kekristenan harus menghasilkan buah pelayanan. Tapi buah pelayanan ini baru bisa berjalan dengan baik dan benar jika di dahului kita berakar di dalam Kristus. Ketika kita melayani Tuhan, maka hidup kita semakin hari semakin mendapatkan kekuatan untuk hidup di dalam Kristus. Waktu kita melayani Tuhan, relasi kita dalam Kristus menjadi semakin kuat.
Jadi untuk mengimplementasikan iman kita ditengah dunia ini kita harus mengaitkan diri kita dengan Kristus yaitu pertama-tama kita harus diam di dalam Kristus, lalu berakar di dalam Kristus dan yang terakhir bertumbuh di dalam Kristus. Ketiga hal ini harus menjadi komitmen hidup kita. Jika tidak, kita akan seperti layangan putus di dalam dunia ini dan bagaikan sekam yang ditiup angin. Itu sebabnya pada hari ini saya bertanya kepada saudara, maukah saudara mendobrak konsep dunia ini lalu kembali ke dalam Firman Tuhan. Amin!
? (Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah - RT)