Ringkasan Khotbah : 06 Juni 1999
FINALITAS KRISTUS
Nats : Yohanes 14:4-7
Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno

Di dalam setiap acara perjamuan kudus kita akan mengkhususkan khotbah yang berkaitan dengan injil atau soteriologi. Saudara, salah satu hal yang saya rasa begitu penting kita sadari dan menjadi fondasi kokoh untuk melangkah di tengah-tengah dunia adalah finalitas Kristus atau finalitas iman Kristen itu sendiri. Finalitas berarti titik final yang bukan berarti satu ujung daripada sesuatu tetapi merupakan suatu tingkat dimana tidak ada hal lain yang mampu mendekati atau sebagai pembanding di dalamnya.

Kalau kita berbicara tentang iman Kristen dimana bukan sekedar salah satu iman tetapi satu-satunya iman yang tidak dapat diperbandingkan. Kalimat ini bukan sembarangan, ketika Alkitab mengatakan iman Kristen hal itu menjadi basis yang membuat kita mempunyai kekuatan untuk menyatakan iman itu sendiri. Seringkali kekristenan dilecehkan begitu rupa, ini adalah salah satu aspek yang saya pikirkan, mengapa demikian? Salah satu aspek yang saya rasa gagal dinyatakan oleh kekristenan adalah finalitas iman Kristen karena orang Kristen sendiri tidak sadar sehingga mereka pikir kekristenan tidak dapat berbicara apa-apa. Dapat dibayangkan jemaat yang setiap minggu hanya mendapat cerita selama 15-20 menit sehingga jemaatnya haus mendengarkan firman yang berbobot dan iman kekristenan mereka tambah terkikis akhirnya mereka tidak mampu bertahan ketika orang dunia melecehkan iman Kristen. Mengapa kita menuntut iman percaya kepada Tuhan Yesus dan bukan kepada yang lain dan kita dapat berkata bahwa ini adalah satu-satunya? Ketika kita mengerti berapa finalnya iman Kristen, disana kita mempunyai kekuatan untuk menyatakan pada orang lain. Saya rasa kita harus kembali kepada iman yang sejati yang diungkapkan oleh Alkitab di dalam Yoh 14.

Yesus disini membuka dengan satu kalimat yang sangat indah dan tepat untuk masuk ke dalam inti iman yang sesungguhnya. Ia berkata, "Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Maka Tomas langsung bertanya, "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kalau saudara memperhatikan disini, Kristus mengunakan kata yang sama dengan apa yang diucapkan oleh Tomas yaitu ‘jalan’ tetapi apa yang ada dalam pikiran kedua orang ini berbeda sama sekali. Jalan yang dikatakan Kristus tidak sama dengan yang dimengerti oleh Tomas. Bagi Kristus ketika Ia berbicara ‘jalan’, itu adalah seperti yang diungkapkanNya dalam Yoh 14 namun bagi Tomas adalah bagaimana cara ia dapat pergi. Iman mempunyai dua pengertian yang sangat sentral dan menentukan. Bagi banyak orang iman adalah satu aturan atau kepercayaan pada satu teori, konsep atau hukum tertentu sehingga orang Kristen seringkali juga terjebak dalam konsep tersebut. Maka Tuhan Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup." Disini Kristus mengeser dan menegaskan dengan berkata siapa yang melihat Aku maka ia melihat Bapa dan siapa yang telah mengenal Aku maka ia akan tahu jalan dan sekaligus sasaran terakhir. Yesus pergi kepada Bapa dan Ia adalah representasi Bapa maka kalau kita mengenal Yesus juga akan kenal Bapa. Disini iman menyatu bukan pada sesuatu tetapi kepada siapa, satu pribadi dan disinilah yang menjadi inti iman. Iman Kristen adalah iman yang mempunyai satu penerobosan dengan bergantung pada satu pribadi yaitu Kristus.

Inilah yang kemudian membawa kita pada suatu statement final yang dikatakan oleh Kristus, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup." Kalimat itu adalah kalimat yang final dan tidak dapat diganti oleh apapun. 1). Kristus bukanlah salah satu jalan tetapi satu-satunya jalan. Kalimat ini sangat tidak suka didengar oleh banyak orang tetapi ini realitanya, justru tidak ada kemungkinan manusia kembali kepada surga kecuali melalui satu-satunya jalan. Manusia mencoba dengan segala daya dan cara untuk dapat mencapai surga tetapi Alkitab mengatakan dan manusia secara hakekat sadar bahwa memang tidak ada jalan. Salah satu yang paling populer, disukai, ditawarkan dan diterima oleh dunia ialah bahwa jalan ke surga dapat dicapai melalui perbuatan baik. Disini perlu diadakan pembedaan antara baik yang sejati dengan yang kelihatan baik. Kebajikan yang sejati adalah kebajikan yang dilakukan dengan kemurnian kebajikan tanpa motifasi lain dan hasil akhirnya kembali untuk kebajikan itu sendiri. Jawaban ini seringkali juga menjadi kesulitan bagi orang Kristen kecuali ia kembali pada Kristus.

Di dalam Matius 19 secara tajam Tuhan Yesus berkata bahwa jalan yang Allah persiapkan bukanlah jalan yang sederhana tetapi jalan melalui penebusan darah dan pengorbanan Kristus. Kalau hari ini kita memperingati bagaimana tubuh Kristus dikoyak dan darahNya dicurahkan itu merupakan satu-satunya jalan dimana Anak Allah harus naik ke kayu salib melakukan kebajikan yang sejati demi supaya saudara dan saya dapat menjalankan kebajikan yang sejati. Kita mendapatkan penebusan gratis yang dilakukan dengan tidak ada pamrih sedikitpun. Kalau kita harus berjuang untuk mendapatkan keselamatan itu berarti kita akan terjepit dalam format seperti di atas yaitu kepalsuan kebajikan. Alkitab mencatat, Kristus naik ke kayu salib, Dia menyatakan cinta kasihNya, mati bagi kita ketika kita masih berdosa. Setelah itu Tuhan menuntut barangsiapa yang telah ditebus di dalam Kristus, Ia mau kita berbuat baik dan Ia mau kita ada didalamnya (Ef 2:10). Ketika kita berbuat baik kita betul-betul dapat berbuat baik karena kita tidak membutuhkan perbuatan baik untuk sorga tetapi kita melakukan kebajikan yang sesungguhnya, tanpa pamrih.

2). Kristus mengatakan, "Akulah kebenaran!" ada 2 macam kebenaran yaitu a). Kebenaran asasi atau kebenaran keadilan (Truth/Alitheia) yang menjadi basis dari semua kebenaran dan b). Kebenaran Rigtheusness (dikaiosune) yaitu kebenaran yang harus diproses, dibuktikan secara waktu dan diuji oleh orang lain hingga kebenaran itu nyata menjadi satu kebenaran. Waktu Kristus mengatakan Akulah kebenaran (Truth/Alitheia) maka Ia adalah kebenaran asasi yang menentukan semua kebenaran. Ini merupakan suatu penerobosan yang menerobos semua konsep yang ada di dunia. Yesus berkata, "Kalau kamu di dalam Aku maka kamu akan dilepaskan dari hukum." Karena Tuhan melihat manusia yang celaka yang hidup di bawah hukum dimana ia akan hidup tetapi mati dan berada di dalam kondisi kematian yang menjerat dan menjepitnya. Maka kalau saudara mengerti kebenaran sejati harus diatas saya, lebih tinggi dari saya, dan kalau saya hidup dan berpribadi maka kebenaran paling sedikit juga harus hidup dan berpribadi. Maka Kristus mengatakan bahwa The Truth is not What but Who! Maka di dalam ayat ini Yesus mengatakan, "Akulah kebenaran." Kalimat ini menjadi proklamasi yang begitu agung di tengah dunia dan kebenaran ini dinyatakan dalam 2 hal a). Menyatakan prinsip kebenaran dimana prinsip kebenaran merupakan turunan daripada pribadi kebenaran dan pribadi kebenaran menyatakan diri sebagai kebenaran lalu dia menyatakan prinsip kebenaran sehingga manusia di seluruh dunia harus mengakui bahwa Kristus adalah pendidik atau pengajar moral tertinggi (The Golden Rule) di seluruh dunia. Ini merupakan suatu fakta riil sehingga sejarah pun tidak dapat menutup hal itu.

b). Kristus sebagai bukti kebenaran yang sempurna. Alkitab mencatat ketika Kristus diadili dengan cara yang sangat licik, tidak adil dan disodorkan puluhan saksi dusta untuk menjatuhkanNya namun Ia tidak dapat dijatuhkan dengan tidak melakukan pembelaan. Dalam Yoh 8:46 Yesus dengan tegas menantang musuh-musuhnya untuk membuktikan kesalahanNya dan mereka tidak dapat membuktikan sama sekali dan sebalikkan langsung menuntut orang untuk bertobat dan taat kepadaNya. Waktu dipersidangan, satu-satunya yang membuat Ia harus naik ke kayu salib adalah ketika Ia menyatakan kebenaran dengan mengatakan bahwa Dia adalah Anak Allah yang hidup. Ini begitu ironis tetapi fakta! Ini merupakan prinsip penting di dalam seluruh kebenaran.

3). Kristus mengatakan, "Akulah hidup." Hidup disitu adalah hidup yang sesungguhnya karena itu merupakan hidup satu-satunya yang sanggup mengalahkan dan menghancurkan kuasa kematian. Itu alasannya setiap manusia paling takut menghadapi kematian karena ia tahu waktu mati, kita dikuasai dan dibelenggu oleh kuasa kematian. Pada saat itu saudara tidak dapat melakukan apa-apa padahal kalau kita hidup kuasa itu tidak dapat bekerja karena kita yang menguasai proses. Hal yang sama juga terjadi dimana saat saudara mati secara rohani maka saudara tidak akan mampu untuk memproses hidup di dalam kebenaran. Satu-satunya kuasa yang dapat mengalahkan adalah kuasa yang hidup dan menghidupkan, mendobrak, menghancurkan dan melawan kuasa kematian ada di dalam Kristus. Kebangkitan Kristus bukan permainan tetapi telah diungkapkan sebelumnya dimana Anak Manusia harus ke Yerusalem, menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua dan ahli taurat lalu mati dan bangkit pada hari ketiga. Bukan hanya muridNya tetapi semua orang bahkan ahli taurat tahu sehingga saat Kristus mati kuburnya langsung di segel. Di dalam Yoh 10-11 dimana sesudah Lazarus bangkit dan mereka langsung menetapkan bersepakat Yesus harus mati tetapi kuasa kehidupan tidak dapat dikalahkan oleh apapun dan itu tidak mungkin terulang kembali di sepanjang sejarah. Itu adalah kalimat final yang membuat Ia harus berbeda dari siapapun yang ada di dunia. Dia adalah jalan, kebenaran dan hidup. Iman Kristen bukanlah sembarangan, itu alasan bagi saya kalau kita mengerti iman Kristen kita tidak perlu malu dan minder tetapi kita keluar dengan suatu kesadaran bahwa kita telah memberitakan dan memberikan kepada mereka suatu tawaran terbaik. Bagi saya iman Kristen adalah suatu iman yang begitu agung dan berdaulat dan ketika dinyatakan dia memberikan dua tawaran yang memisahkan. Menjadi bau-bauan harum yang menghidupkan bagi orang yang percaya dan menjadi bau-bauan bangkai yang mematikan bagi mereka yang akan binasa. Ini merupakan satu hal yang bagi saya justru menjadi kekuatan mengapa kita memberitakan injil karena kita sedang menawarkan sesuatu yang terlalu bernilai. Saudara, mari kita kembali mengerti kalau kita sebagai orang Kristen tahu akan hal ini, kita tidak akan main-main sebagai anak Tuhan. Kita akan tahu bagaimana tekad hidup kita di dalam Kristus. Saya harap kita hari ini kembali melihat siapa Kristus yang sudah berkorban menebus kita, yang menjadi jalan, kebenaran dan hidup bagi kita dan kita boleh kembali kepada Dia, Allah semesta alam, pencipta langit dan bumi yang rela beringkarnasi demi untuk menebus dan menyelamatkan kita. Amin!?

(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)