1). Strata/tingkatan. Saudara akan melihat struktur dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan sangat tepat yaitu menggambarkan dua kaitan antara rasul-rasul dan nabi-nabi dalam satu strata; pemberita injil, gembala dan pengajar dalam satu strata selanjutnya. Disini Paulus langsung mengkaitkan dengan misi memperlengkapi orang-orang kudus untuk mengerjakan pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus yang digambarkan sebagai struktur pemuridan (II Tim 2:2). Yang pertama Paulus menggunakan kata rasul dan nabi dan selanjutnya pemberita Injil, gembala dan pengajar. Rasul dan nabi di strata pertama adalah untuk membangun epistemologi pelayanan. Seluruh bangunan pelayanan dipekerjakan dengan cara Tuhan memanggil dua jabatan yaitu rasul dan nabi di mana nabi untuk membangun Perjanjian Lama sedang rasul untuk membangun Perjanjian Baru. Keduanya itu menjadi basis seluruh kebenaran apa yang harus dikerjakan oleh strata kedua yaitu pemberita Injil, gembala dan pengajar.
Saudara perhatikan bahwa Alkitab mencatat dengan teliti bukan nabi dan rasul, secara kronologinya perjanjian lama dahulu lalu perjanjian baru tetapi secara teologis Perjanjian Baru menjadi iluminator Perjanjian Lama. Rasul mengkonfirmasi apa yang di tulis oleh nabi sehingga seluruh pengertian dari depan melihat ke belakang. Ini setara dengan yang dikatakan dalam Ef 2:20 di mana dikatakan rasul dan nabi menjadi dasar dan Kristus menjadi batu penjurunya. Seluruh nubuat dalam perjanjian lama baru dapat kita mengerti ketika kita melihat dalam perjanjian baru. Rasul membuka pengertian dari apa yang di tulis di dalam perjanjian lama. Dua bagian ini, Perjanjian baru dan perjanjian lama menjadi konfirmasi daripada basis epistemologi atau titik kebenaran seluruh tugas pekerjaan pembagunan tubuh Kristus. Seperti halnya orang yang membangun rumah, ahli bangunan akan membuat suatu rancangan sehingga seluruh pekerjaan yang akan dikerjakan harus cocok berdasarkan prinsip rancangan pertama. Hal yang sama juga terjadi di dalam kita melayani, apa basis dasar kita melayani?
2). Jabatan dan fungsi. Di sini kita mulai melihat adanya dua tugas yang berbeda antara panggilan jabatan dengan fungsi. Hal ini menjadi sulit dimengerti karena setiap kita telah dididik dengan konsep struktur organisasi fersi sekuler sehingga setiap bagian menjadi terkunci di wilayahnya masing-masing. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa kita adalah satu organisme yag mempunyai jabatan tetapi meluas didalam fungsi. Ketika kita menjadi gembala kita diperlengkapi namun fungsi kita jauh lebih luas daripada wilayah jabatan kita. Paulus mengatakan kamu merupakan bagian dari tubuh di mana satu bagian tubuh tidak mungkin lepas dari semua bagian tubuh yang lain. Satu bagian merupakan keseluruhan daripada tubuh di mana ia adalah bagian tubuh dan sekaligus adalah tubuh.
3). Motif daripada seluruh panggilan jabatan adalah untuk membangun tubuh Kristus. Apakah jabatan merupakan sesuatu yang ditempelkan pada diri saya supaya saya mempunyai pengaruh yang lebih luas dan dapat menciptakan kesombongan bagi diri saya ataukah justru jabatan tersebut menuntut kualifikasi untuk saudara mengarap dan mempertanggungjawabkan jabatan tersebut di hadapan Tuhan? Dalam Ef 4 dikatakan bahwa rasul, nabi, pemberita Injil, gembala dan pengajar adalah untuk memperlengkapi orang-orang kudus yang mana jabatan tersebut berkaitan dengan tugas gereja namun setiap orang Kristen mempunyai jabatan yang diluar dari gereja. Mungkin anda menjadi pimpinan suatu perusahaan, ibu rumah tangga atau bahkan mungkin sebagai mahasiswa. Dengan kata lain setiap jabatan ada tuntutan kualitas dan pengujian yang bertanggungjawab di hadapan Tuhan. Pdt. Stephen Tong pernah mengkritik dengan keras orang-orang yang mau mempunyai jabatan tetapi tidak bertanggungjawab masalah perlengkapan. Guna menjadi seorang Sarjana Hukum atau lainnya saudara dituntut kualitas yang besar tetapi memjadi hamba Tuhan tidak mau diperlengkapi cukup supaya menjadi hamba Tuhan yang berkualitas. Buat saya justru menjadi satu kegentaran luar biasa mempunyai jabatan sebagai pendeta karena berarti saya harus bertanggungjawab penuh untuk jabatan yang saya sandang karena setiap kali saya harus mengevaluasi layakkah saya menyandang jabatan tersebut.
Strata kedua bukan dimulai oleh pendeta tetapi dengan pemberita Injil. Tugas evangelist adalah tugas yang pertama yang sangat penting di dalam jabatan strata kedua. Karena kalau tidak ada penginjil memberitakan Injil maka tidak ada domba yang akan digembalakan. Seorang anak Tuhan dapat memberitakan Injil dengan baik adalah karena ada orang-orang yang dipakai oleh Tuhan mengajar, memberi contoh, melakukan teladan dan memulai pekerjaan penginjilan. Tidak semua orang mempunyai talenta yang sedemikian hebat menjadi pemberita Injil karena secara jabatan ia harus mempunyai perlengkapan yang unik yaitu a). Ia harus mempunyai pengertian theologis yang benar dan mampu memberikan pada jemaat prinsip-prinsip pemberita, mendorong dan memperlengkapi untuk boleh memberitakan Injil. b). Mereka harus mempunyai kemampuan komunikasi, bahasa dan budaya yang baik karena ketika memberitakan Injil kita harus berhadapan dengan orang yang mempunyai budaya, pemikiran tertentu dan ia harus mempunyai konsep yang mampu menangkap konsep orang yang berbicara dengannya serta kemampuan adaptasi yang baik dan kekuatan untuk berani menembus situasi. Ini bukan hal yang sederhana, pendidikan-pendidikan penginjilan yang melatih hamba Tuhan untuk tugas penginjilan, menjadi pemimpin KKR, menjadi misionari yang masuk ke lintas budaya dan orang-orang yang mendorong penginjilan didalam gereja-gereja merupakan orang yang Tuhan panggil khusus.
Setelah terdapat orang-orang yang bertobat maka terdapat dua jabatan yang berkaitan satu dengan yang lain karena seorang gembala bagaimanapun juga dia adalah seorang pengajar dan demikian pula sebaliknya. Tetapi bagaimanapun juga tugas ini tetap dapat dipisahkan karena terdapat intensitas yang sedikit berbeda. Dalam tugas seorang gembala lebih banyak ke bidang pastoral seperti konseling, memperhatikan kehidupannya dsb., sedangkan seorang pengajar lebih memperhatikan ke bidang akademis, pengertian konsep dan pengajaran teorinya. Sehingga disini antara gembala dan pengajar dikaitkan satu dengan yang lain dengan lebih baik dimana tugas antara gembala dan pengajar adalah mengedifikasi, memelihara dan mempertumbuhkan jemaat dan akhirnya mereka dapat dipakai Tuhan menjadi alat Tuhan dalam pekerjaan pelayanan pembangunan tubuh Kristus.
Selanjutnya, dimana posisi kita? Setiap kali Tuhan memberikan jabatan mari kita bertanya seberapa jauh kita bertanggung jawab untuk jabatan yang Tuhan sudah berikan dan bagaimana itu menjadi jabatan yang akhirnya dapat memperlengkapi pembangunan tubuh Kristus. Saya harap kita bertobat dan mengerti apa yang Tuhan mau serta tahu seberapa luas fungsi yang Tuhan percayakan kepada kita. Saudara kalau mengerti ini maka saudara tidak akan sembarangan di dalam memegang jabatan dan tahu bagaimana memberikan satu pertanggungjawaban. Bagaimana fungsi menuntut satu pekerjaan bersama baru dengan demikian seluruh tubuh dibangun bersama, terkoordinasi dengan rapi dan setelah itu semua pekerjaan Tuhan dapat dibangun tanpa mengalami halangan. Seluruh sistem gerakan dapat terjadi karena kita tahu sistem organisme yang berjalam seperti Alkitab mau. Tahu posisi tetapi juga tahu fungsi. Tahu posisi membuat kita tidak mengacak-acak posisi orang tetapi tahu fungsi membuat kita tidak menutup mata terhadap orang lain. Ini dua hal yang harus secara paradoksikal dikerjakan. Maukah kita berjalan seperti ini? Rela mengubah kerja dan konsep epistemologi kerja sehingga kita dapat dipakai Tuhan secara meluas dan bagaimana Tuhan menyertai kita dengan kuasa untuk dapat mengarap serta tahu apa artinya tubuh Kristus dimana Kristus menjadi kepala. Amin.
?(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)