Dengan adanya
perkembangan komputer (internet) maka seluruh dunia sepertinya
dapat dijangkau dengan sangat dekat dimana kita dapat berkomunikasi dengan
murah dan cepat, dan bukan hanya itu, bahkan kita dapat melihat secara
audio visual. Namun saat ini ketika akan memasuki tahun 2000, banyak orang
ketakutan kalau seluruh komputer berhenti beroperasi karena tidak
mengerti menghitung tahun 2000. Demikian juga halnya
dengan bank-bank pada tanggal 31 Des 1999, setelah bank tutup
mereka harus mencetak dan memback up data semua nasabah demi
tidak terjadinya hal-hal yang tidak terduga dan itu semua akan menghabiskan
kertas, biaya, listrik dan operasional yang sangat banyak. Bukankah hal-hal
seperti ini dapat membuat kita memasuki tahun 2000 dengan ketakutan luar
biasa. Dilain pihak, kita juga menghadapi ketakutan melihat peperangan dan
kekacauan semakin banyak sehingga hal itu menimbulkan satu pertanyaan,
mungkinkah tahun yang akan datang dunia dapat lebih tenang ataukah akan
lebih banyak pembunuhan, penghancuran dan kekacauan? Tetapi paradoksnya, semakin
banyak ketakutan kita memikirkan tahun 2000 maka ada banyak orang yang hari
ini sangat optimis terhadap kemajuan yang akan datang. Ditengah situasi
demikian, kalau kita menjadi orang yang mudah diombang-ambingkan oleh
berbagai macam permainan palsu manusia maka akhirnya kita akan menghadapi
masa depan dengan sangat tidak mengerti apa yang harus kita lakukan.
Hari ini kita akan
belajar bagaimana Tuhan mengajar kita menghadapi dunia dan situasi masa
mendatang. 1). Tuhan mengajar kita untuk riil melihat semua dimensi dengan
tajam dari sudut pandang Tuhan terhadap dunia ini. Mari kita mengerti
perkembangan dunia dari sudut pandang Tuhan sehingga kita tidak
perlu ditipu dengan berbagai macam mimpi disiang hari dengan
meniadakan semua gejala yang ada tetapi dilain pihak kita juga tidak berhak
ditakut-takuti begitu rupa hingga akhirnya tegang dan tidak dapat berpikir
lagi secara normal. Dunia tidak mengerti karena sedang sibuk dengan
pemikiran dan caranya yang sudah rusak akibat dosa. Maka ketika Tuhan
mengajak kita melihat dari sudut pandangNya, disitulah kita mempunyai visi
dan kemampuan menerobos diatas fenomena yang terjadi dan
bagaimana kita tetap mengerti dan melihat situasi, lalu dengan cermat
menapak. Mari kita kembali merenungkan apa yang Kristus
perintahkan pada kita dalam Mat 28:19-20. Sebelum Tuhan Yesus
kembali ke Surga, Ia memberikan perintah yang kita kenal sebagai
amanat agung Tuhan Yesus dimana dimulai dengan kalimat “Karena itu pergilah!” Kalimat ini bagi
saya merupakan satu hal yang sangat menantang dan saya harap ini menjadi jiwa
Kekristenan. Tuhan memanggil kita bukan untuk menikmati kekristenan tetapi
untuk pergi, menghasilkan buah dan buah itu tetap, itulah yang Tuhan
tetapkan bagi setiap kita. Kristus menuntut kita mempunyai jiwa maju
dan berkembang, seperti lagu Halleluya Chorus yang diciptakan oleh Handel yang
menandakan bagaimana kita dapat memuji Tuhan dengan jiwa dan dinamik
yang keras. Dunia kita semakin hari semakin cepat, agresif dan mau melanda
seluruhnya bagaikan air bah yang mau menghancurkan apapun yang
ada didepannya, bagaimana dengan sikap kekristenan? Apakah Kekristenan
menjadi orang-orang yang pasif? Semakin saudara menyadari berapa mahal jiwa
dan hidup saudara maka itu membuat engkau semakin dipakai Tuhan semakin
hari. Karena kalau iman Kristen kita tidak bertumbuh dengan baik dan
mempercepat jarak kita maka kita akan menjadi orang-orang yang lambat di dalam
kehidupan kita.
2). Bagaimana kita
boleh sungguh-sungguh berpikir dan menggumulkan perintah kedua dari
Kristus yaitu, “Jadikanlah semua bangsa
muridKu.” Mari kita menjadi orang-orang yang Tuhan pakai tidak
hanya berhenti dalam diri atau gereja kita tetapi boleh dipakai menjadi
berkat bagi banyak orang sehingga mereka boleh mengenal Tuhan. Saya kagum ketika
bertemu dengan pasangan suami istri dari Jepang dimana gereja mereka
adalah gereja yang terus-menerus mengirimkan misionari ke luar negeri.
Sehingga gereja seperti ini merupakan gereja yang akan bertumbuh karena
panggilannya bukan hanya sebatas dalam gerejanya tetapi keseluruh
dunia. Saya berharap setiap kita mempunyai beban ini secara besar di dalam
hati kita dan mari kita mempunyai visi yang semakin hari semakin diperluas oleh
Tuhan. Dan di dalam panggilan kedua ini saya berharap Tuhan juga mendorong
kita untuk dapat memuridkan orang lain. Tuhan memangggil kita untuk pergi
bukan sekedar untuk menginjili orang lain tetapi untuk memuridkan orang
lain, menjadikan semua bangsa murid Tuhan. Ini adalah panggilan yang Tuhan minta
kepada setiap kita.
Dalam abad ini kita
akan berhadapan dengan situasi yang sangat berat karena orang sulit menjadi
murid tetapi ingin menjadi guru/ boss. Banyak orang yang hanya mau mendengarkan
apa yang ingin mereka dengar dan mau memerintahkan segala sesuatu serta
tidak pernah mau belajar sesuatu. Jiwa belajar biarlah menjadi jiwa yang
sungguh-sungguh boleh memperngaruhi diri kita. Setiap murid Yesus tidak ada
yang langsung diutus pergi, melainkan harus belajar bersama Kristus, baru
setelah itu ada pengutusan. Setelah Paulus bertobat, iapun harus belajar,
pergi ke arab (3 th) dan kemudian ia bersama Barnabas melakukan
pelayanan pertama kali ke kota Anthiokia, sehingga akhirnya kota
tersebut menjadi pusat kekristenan yang berkembang dan jemaat disana
disebut sebagai orang Kristen pertama kalinya. Pauluspun harus
menjalani masa belajar 12 tahun dan setelah itu selama sekitar 23
tahun ia melayani serta menghasilkan penulisan Alkitab 13 buku dalam PB.
Bagaimana Kekristenan dapat memuridkan, menyadarkan dan mengajarkan kepada
orang lain kalau Kekristenan sudah begitu lumpuh, tidak mengerti dan
mempermainkan Injil. Bagaimana dalam diri kita ada satu kerelaan mau
bertumbuh? Mari kita sadar, dunia kita terus maju dan bertumbuh
sehingga bagaimana kalau kita secara iman tidak bertumbuh dapat melawan
dunia kita? Tuhan menjadikan kita murid supaya kita dapat memuridkan orang
lain.
3). Baptislah mereka dalam nama Bapa dan
anak dan Roh Kudus.
Kalimat ini seringkali disalahmengerti dimana orang dengan mudahnya membaptis
padahal orang tersebut belum mengerti apa arti sesungguhnya daripada baptisan
tersebut, sehingga ini merupakan satu sikap yang terlalu mendangkalkan
pengertian Firman. Baptisan sesungguhnya mempunyai arti dimana saudara
diminta berdiri dan mengaku percaya bahwa Yesus Kristus adalah
satu-satunya Juru Selamat, Alkitab adalah satu-satunya kebenaran dan
percaya bahwa saudara harus menjadi anak Tuhan yang setia melayani,
serta hidup sebagai saksi yang menjaga kehidupan kesucian dan sikap di
hadapan Tuhan dan jemaat. Itulah yang menjadi inti dari proklamasi baptis
yang menyatakan bahwa anugerah Tuhan turun keatas saudara, merubah cara
berpikir, membentuk hati dan pikiran sehingga saudara berubah dari dunia
ini karena anugerah Tuhan mendahului. Baru setelah itu kita memproklamasikan di
tengah jemaat bahwa anugerah Tuhan sudah turun atas saudara. Itu alasannya
gereja Reformed tidak sembarangan dalam membaptiskan orang dan kita
menuntut mereka untuk melakukan katekisasi sehingga mereka mendengar,
mengerti dengan sungguh-sungguh dan kemudian baru dibaptis.
Baptisan adalah perintah Tuhan supaya orang Kristen, siapapun dia yang mendengar
berita kebenaran, tiba pada satu tingkat berani memproklamasikan diri di hadapan
jemaat dan masyarakat bahwa kita adalah anak Tuhan yang siap
menjalankan apa yang Tuhan inginkan. Waktu kita berjanji di hadapan
Tuhan berarti Tuhan akan menghakimi apa yang kita katakan dan janji itu
menjadi komitmen dihadapan Tuhan yang harus dipertanggungjawabkan di
dalam hidup. Itu prinsip! Inilah pengertian yang sesungguhnya bahwa
baptisan bukan berhenti di dalam tindakan baptisan itu sendiri tetapi
di dalam pelaksanaannya terdapat isi dan bobot yang begitu
besar yang Tuhan minta setiap kita melakukannya. Tuhan meminta
kita mempunyai komitmen sesuai dengan baptisan kita sehingga dimana
terdapat tindakan baptisan yang tidak menuntut komitmen iman maka disitu tidak
ada keabsahan baptisan. Saya harap kita jemaat Tuhan jangan lagi malu
menyatakan diri sebagai orang Kristen karena itu justru identitas yang
begitu mulia yang orang lain perlu punya tetapi mereka tidak sadar kalau
mereka perlu.
4). “Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah Kuperintahkan kepadamu.” Ini jiwa dan tuntutan terakhir!
Tahun 2000 nanti kita akan menghadapi satu situasi yang sangat pelik dimana
iman Kristen di tengah dunia akan semakin menghadapi tantangan yang
sangat berat, akibatnya ketika kita mau maju dan mau menjalankan apa yang Tuhan
perintahkan, sepertinya ada satu tahanan yang begitu besar yang
membuat seolah-olah kita tidak dapat masuk. Ditengah situasi demikian,
Tuhan mau kita tetap beritakan dan ajarkan semua yang telah Ia perintahkan
kepada kita. Dalam II Tim 4, Paulus sudah memberi peringatan bahwa dunia akan
menghindar dari ajaran sejati yaitu Firman tetapi mereka akan membuka telinga
mereka bagi dongeng. Maka di dalam situasi demikian akan terjadi ketegangan
di dalam Kekristenan sebab banyak Kekristenan hari ini yang hanya mau
mengajarkan hal yang mudah diterima masyarakat. Itu alasan mimbar disini
dari sejak pertama berdiri untuk setia mengeksposisi Firman Tuhan.
Saya rindu kita mulai
belajar baik-baik selama masih ada kesempatan, karena mungkin satu hari
nanti kesempatan ini hilang. Mari kita benar-benar memberitakan apa yang Tuhan
perintahkan untuk diberitakan, mau setia kepada Firman dan bukan
memberitakan mulut ataupun ide kita sendiri. Tuhan tidak pernah mencabut
amanat agung ini dari 2000 tahun yang lalu, dan hingga sekarang tetap relevan
serta perlu bagi dunia ini. Mari kita memasuki tahun 2000 dengan kesetiaan,
“Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptiskanlah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. dan ketahuilah,
Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Amin. ?
(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)