Ringkasan
Khotbah : 02 Januari 2000
THE
MEANING OF LIFE
Pengkhotbah
: Ev.
Solomon
Yo
Beberapa
saat ini saya banyak memikirkan mengenai masalah kematian karena saya
melihat banyak kejadian yang berkenaan dengan hal tersebut, salah satunya
adalah orang yang mengalami kecelakaan sepeda motor dan akhirnya jatuh
menggelepar lalu meninggal. Ada orang yang mengumpulkan uang demi masa
depannya tetapi kemudian karena mempunyai penyakit yang kronis, mereka
harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit dan belum tentu dapat sembuh
seperti semula. Saya kaget ketika menyadari bahwa diri saya tidak terkejut
bahkan rasanya sudah menjadi biasa dengan masalah di Aceh, masalah ekonomi,
politik dan berbagai hal serta kerusuhan yang terjadi.
Apa sebenarnya arti hidup manusia itu?
Mari
kita mohon bijaksana dari Tuhan agar dapat menjalani hidup dengan penuh
makna dan memasuki tahun-tahun yang tidak mudah dengan kepekaan terhadap apa
yang terjadi di Indonesia. Saat ini saya akan mensyaringkan beberapa point,
yaitu: 1). Hidup ini begitu singkat dan penuh dengan kesulitan. Dalam
kehidupan yang realistis ini banyak kesulitan yang sering kita alami
sehingga anugerah Tuhan diperlukan supaya kita dapat menemukan arti
hidup yang sebenarnya. Ketika dalam kesulitan kita lebih memerlukan Tuhan
karena saat itu kita terlalu lemah dan Dialah yang sanggup menopang kita.
Hal yang terpenting bagi manusia adalah memikirkan mengenai kebenaran yaitu
pencarian mengenai makna hidup. Jikalau tidak ada Allah maka tidak ada
sesuatu objective truth untuk memberikan dasar bagi makna maka tidak
ada arti bagi hidup manusia dan jikalau ada Allah maka hidup manusia
harus didapatkan dalam Dia, ini diungkapkan di dalam
pemikiran Socrates, Plato maupun Aristoteles. Federick Niche
yang meninggal pada 1900 sudah meramalkan apa yang terjadi pada abad 20
tetapi tetap melawan Tuhan. Demikian juga Jean Paul Sartre
mengatakan, “Jikalau tidak ada Allah maka manusia bebas berbuat apa
saja tetapi ia tidak akan mempunyai suatu landasan bagi hidupnya dan
hidupnya akan kosong.” Saudara, kita bersama Agustinus mengakui
bahwa Tuhan telah menciptakan kita dan hati kita tidak ada kepuasan,
kelegaan dan damai sebelum menemukannya di dalam Tuhan. Orang Kristen
tidak ada permasalahan dengan makna hidup tetapi apakah ia secara
konsisten merealisasikan makna yang mereka akui di mulut di dalam hidup
mereka sehari-hari.
Ketika
suatu kali saya melihat ada seorang anak yang masih berumur 5 tahun tetapi
sudah memakai pakaian seperti orang dewasa, saya jadi teringat akan dua cover
majalah yang menggambarkan pria dan wanita dengan pakaian dewasa sedangkan
gambar yang satu menggambarkan orang yang sama tapi menggenakan pakaian
anak-anak. Anak-anak sekarang telah dimanipulasi oleh model sehingga
jika sampai terjadi pelecehan terhadap anak-anak, salah satunya
merupakan kesalahan orang tua yang membiarkan mereka berpakaian tidak
benar sehingga merangsang pemikiran-pemikiran yang tidak baik.
Bagaimana dengan orang Kristen? Orang Kristen juga hampir sama, mereka
memiliki Tuhan dan arti hidup tetapi mungkin yang utama mereka pikirkan
adalah uang dan kesenangan sehingga kita mengikuti dunia dan bukannya
memberikan arah bagi dunia. Filosofis maupun pshikologis menyatakan dengan
jelas bahwa orang yang mengejar kesenangan akan terperangkap dalam satu
kesenangan yang tidak akan pernah terpuaskan karena itu seperti mengejar
bayangan dan akhirnya kita menjadi orang yang paling tidak bahagia.
Sesungguhnya yang dibutuhkan oleh manusia adalah makna di dalam Tuhan. Jikalau
kita memiliki Tuhan, walaupun cacat atau miskin tapi kita tetap bahagia lebih
daripada orang yang memiliki segala kelancaran tetapi hidup mereka begitu
suntuk, gelap dan sungguh tidak ada maknanya.
2).
Hidup kita berharga di mata Tuhan sehingga apa yang menjadi visi dan misi
hidup kita? Tujuan hidup kita adalah untuk menjadi orang yang Tuhan ingin kita
menjadi, dan melakukan apa yang Tuhan ingin kita lakukan. Banyak orang tidak
mempunyai suatu gairah atau dinamika hidup karena tidak ada satu sasaran
yang cukup berharga untuk dikejar sehingga banyak hal-hal remeh yang kita
pungut karena kita tidak tahu itu merupakan kerugian yang paling tinggi.
Tuhan mempunyai rencana masing-masing bagi setiap kita maka kita tidak dapat
menjadi pak Cipto, pak Tong, Billy Graham atau siapa saja karena setiap kita
mempunyai panggilan khusus yang secara specifik berbeda, kasih karunia,
waktu dan situasi berbeda dan itulah yang harus kita genapkan. Seperti
John Sun, yang sekalipun hidupnya memungkinkan mencapai hidup yang luar biasa
baik secara status sosial dan kekayaan tetapi ia tinggalkan semuanya ketika
ia bergumul dan melihat seluruh dunia yang kosong dan akhirnya terpanggil
menjadi hamba Tuhan. Di dalam keluarga, apa maksud Tuhan kalau kita
sebagai ibu rumah tangga dan demikian juga di dalam hal yang lain maka
itulah yang disebut sukses. Saya melihat konfirmasinya di dalam pribadi
Yohanes Pembaptis dan Tuhan Yesus. Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya
ketika berusia sekitar 30 tahun tetapi Yesus mengatakan bahwa yang pernah
dilahirkan wanita tidak ada yang sebesar daripada Yohanes Pembaptis. Demikian
juga halnya dengan Yesus, Ia yang matinya begitu muda dan hina sekali tetapi
tidak ada orang yang lebih indah daripadaNya. Yesus mengatakan bahwa janganlah
kamu bekerja untuk makanan yang binasa tetapi yang bertahan hingga hidup
yang kekal. Banyak hal dalam dunia ini harus kita lakukan sebagai tanggung
jawab tetapi jangan sampai kita mengerjakan hal-hal demikian dan
melupakan yang bersifat kekal maka kita adalah orang yang paling bodoh. Kita
boleh kaya tetapi kekayaan itu akan menjadi investasi yang nol jikalau
bukan dalam kehendak Tuhan. Jikalau itu kita investasikan dalam kehendak
Tuhan maka kekayaan kita itu adalah sesuatu yang luar biasa dan kita bekerja
bukan sekedar mencari nafkah untuk menyambung hidup tapi hidup kita
untuk sesuatu yang bernilai kekal.
3).
Hidup kita adalah hidup untuk memperkenankan dan memuliakan Tuhan dan menikmati
Dia. Allah menghendaki kita menikmati anugerahNya dan bukan hanya bekerja
berlelah-lelah sibuk melayani Tuhan lalu marah
terhadap Tuhan karena merasa begitu berjasa. Tuhan mempunyai hak untuk tidak
memakai kita sebab jikalau mau Ia dapat memakai cicak untuk dapat
melayaniNya dan batu untuk memuliakan nama Tuhan. Sehingga kalau Tuhan
mau memakai kita, kita harus bersyukur. Tuhan tidak pernah memperalat
manusia untuk kemuliaanNya karena Allah adalah Allah yang mempunyai
kepenuhan dalam dirinya sediri tetapi Ia ingin membagikan berkatnya pada
kita supaya kita boleh menikmati anugerahnya. Pekerjaan Marta di dapur itu
perlu dan sangat dihargai tetapi jangan sampai ditukar dengan suatu
pengetahuan, persekutuan yang indah seperti yang dialami oleh Maria. Tuhan
tidak mau memakai kita hingga kita sendiri kering dan tidak menikmati hidup
sebagai anak Tuhan, oleh sebab itu hubungan kita dengan Tuhan harus menjadi
sesuatu yang paling utama. Seringkali kita tidak sampai pada pengalaman
tersebut sehingga doa kita tidak menembus dan tidak ada satu hubungan
pribadi dengan Tuhan sehingga Tuhan menjadi sesuatu yang asing dan jauh dari
kita. Mungkin pengalaman rohani kita hanya untuk dilihat dan
dipengaruhi orang sehingga kita menjadi pengecut dan tidak hidup
otentik dihadapan Tuhan dan itu akan seperti orang Farisi dan Hukum
Taurat. Sebelum kita menjadi orang yang hidup dihadapan Tuhan, memang
orang melihat, menilai dan menghakimi kita, itu penting dan perlu kita
perhatikan tetapi tidak lebih penting daripada Tuhan melihat kita dan
itu sering kita balik. Sehingga akhirnya pengalaman dan kegiatan rohani kita
merupakan sesuatu yang kosong.
4).
Hidup ini merupakan persiapan menuju hidup kekal. Hidup memang fana, ada
banyak masalah yang harus kita lewati dan namun juga ada anugerah yang kita
terima, tetapi kita harus ingat bahwa hidup kita yang sementara ini akan
kita lewati dan menuju pada kekekalan. Tetapi jangan juga menganggap bahwa
hidup kekal itu paling penting dan menganggap hidup yang sementara tidak
penting sebab hidup kekal nanti ditentukan oleh bagaimana kita menjalani
kehidupan kita pada masa sekarang ini. Setiap apa yang kita lakukan, pikirkan
baik yang tersembunyi maupun yang terlihat, itu semua dinilai Tuhan. Satu
hal yang saya mengerti adalah bahwa jangan ketika saya tua saya melihat apa
yang saya pegang erat adalah sesuatu yang kosong belaka. Untuk itulah saya
memikirkan apa yang saya lakukan harus mempunyai satu makna yang kekal yaitu
di dalam kehendak Tuhan. Waktu adalah kesempatan yang tidak dapat dinilai
dengan uang dan bahkan lebih dari apapun juga, dan itu berhubungan dengan
kekekalan.
Disini
akan saya akhiri dengan satu cerita yang diambil dari buku “Waktu dan Hikmat”
pak Stephen Tong yang sedikit dimodifikasi. Suatu saat ada seorang pemuda yang
terdampar di suatu pulau. Saat itu ia sambut dan diperlakukan sangat baik namun
akhirnya ia sadar bahwa suku tersebut percaya bahwa orang yang terdampar
merupakan kiriman dari para dewa untuk menjadi korban persembahan, sehingga
orang tersebut dirawat supaya gemuk dan sehat. Singkat cerita, ia
mempunyai satu ide yang memungkinkan ia tidak dijadikan korban, yaitu
dengan memerintahkan pemuda yang kuat untuk membersihkan hutan yang
berbahaya tersebut. Sehingga ketika waktunya tiba, ia akan dipersembahkan
jadi korban maka ia pergi ke tempat tersebut dengan tenang karena ia
sudah mempersiapkan masa depannya. Kita menabung uang dan sebagainya
demi masa depan anak kita tetapi apakah kita mempersiapkan masa depan kita
yang luar biasa, kekekalan yang tidak dapat tergantikan? Marilah kita
dengan iman mempersiapkan diri kita demi kekekalan kita. Hal yang
paling mengerikan di dalam kekekalan adalah penyesalan karena
pertama, mungkin kita tidak mau terima Tuhan Yesus dan kedua, mungkin
kita sudah selamat tetapi tidak memanfaatkan hidup kita untuk
mempersiapkan di hadapan Tuhan sehingga secara jiwa selamat tetapi
seperti orang kaya yang bodoh, kita miskin dihadapan Tuhan. Biarlah dalam
renungan yang kita dapatkan hari ini Tuhan bekerja, memberikan arah bagi
kehidupan kita sebagai orang Kristen yang sungguh-sungguh mempunyai makna
dalam hidup dan merealisasikan di dalam hidup yang praktis dengan satu tujuan
dan dinamika sehingga memberikan satu moralitas serta kekuatan untuk
berjuang serta mempersiapkan hidup yang akan datang, disini bersama
dengan Tuhan sampai kekekalan. Amin.?
(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)