Ringkasan Khotbah : 23 April 2000
THE SHOUT OF VICTORY
Pengkhotbah :
Rev. Sutjipto Subeno
“Tetapi
syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus
Kristus, Tuhan kita.” Kalimat pekik seperti ini tidak mudah kita mengerti kecuali
Tuhan membuka pengertian tersebut sedalamnya pada kita. Ketika Paulus mengatakan
kalimat diatas, kalimat itu merupakan suatu pekik sukacita dan nyata dari
seorang yang sudah sungguh-sungguh dibukakan sehingga mengerti apa yang
sedang terjadi di tengah dunia ini.
Di
tengah dunia modern kita seringkali tidak sadar telah diterpa dengan pemikiran
filsafat yang disebut nihilisme (satu pemahaman dimana segala sesuatu dianggap
nihil/ tidak ada). Dua orang tokoh dari Freiburg University, Edmund Husserl dan
muridnya, Martin Heidegger meneriakkan apa yang disebut sebagai
“Fenomenologi” yang akhirnya menjadi satu gerakan yang bernama
“The spirit of nothingless” (satu semangat ketidakadaan). Seringkali
pemikiran nihillisme mulai dengan satu gambaran: ketika orang yang menganut
nihilisme melihat sebuah kertas, maka ia katakan bahwa pada kertas tersebut
terdapat lubang. Inilah mulainya pemikiran yang disodorkan dimana mereka
mengatakan bahwa disini terdapat yang tidak ada sehingga tidak ada itu
merupakan satu keberadaan. Inilah yang akhirnya menjadi satu pemikiran
besar yang mempengaruhi seluruh dunia dimana dunia dibawa pada satu pemikiran
bahwa kalau kita ada itu sebenarnya tidak ada dan sebaliknya yang ada itu
mungkin tidak ada sehingga ada atau tidak ada itu menjadi satu. Mengapa
hal seperti ini dapat mempengaruhi dunia? Kita terus berusaha mencari makna
namun tidak kita dapatkan. Semua yang telah kita kerjakan adalah sia-sia
dan akhirnya hanya akan dibuang di tong sampah, sedangkan kita akan masuk
dalam kematian dan dilupakan. Kita melihat bahwa nilai kerja kita satu langkah
demi satu langkah akan diganti dengan mesin. Disini manusia akhirnya harus
dihadapkan pada satu realita yang paling menyakitkan yaitu kematian. Maut menjadi
kunci yang akhirnya menghabiskan seluruh daya dan upaya kita.
Dalam
kitab Pengkhotbah dari awal hingga pasal 11 akan banyak kita temukan kata
sia-sia. Namun seharusnya kita tidak hanya berhenti di pasal 11 karena justru di
dalam pasal yang terakhir (Pkh 12) semuanya dibalikkan. Dalam ayat tersebut
dikatakan bahwa semuanya sia-sia kecuali kita kembali kepada Allah dimasa muda
kita. Kitab Pengkhotbah ingin menyadarkan kita pada satu realita bahwa
jikalau kita terlambat kembali pada Allah maka itu berarti kita telah
membuang hidup kita dan itu menjadi satu lubang kosong yang kita temui
dalam hidup kita. B. Pascal mengatakan bahwa didalam setiap hati manusia
terdapat ruang yang tidak pernah dapat diisi oleh siapapun kecuali oleh Allah
sendiri. Kebangkitan Kristus bukan sekedar kebangkitan yang numpang lewat di tengah
sejarah tetapi kebangkitan yang mempunyai signifikansi begitu besar
dan sangat disayangkan kalau dunia tidak mengerti hal ini. Jikalau
saudara mengerti hal ini, maka saudara baru melihat signifikansi dari apa
yang Paulus katakan disini. “Hai maut, dimanakah sengatmu? Hai maut
dimanakah kemenanganmu?” Sebab Kristus telah menghancurkan kuasa maut dan
kuasa kematian karena sengat maut adalaha dosadan kuaakematian itu adalah
kuasa hukum taurat. Disini kita dapat membayangkan dunia yang dicengkeram dibawah
sengat dosa dan kematian menjadikan dunia tidak berpengharapan dan hancur.
Betapa
bahagia menjadi orang yang boleh merayakan paskah. Apa sebenarnya arti Paskah?
Di hari Paskah kita boleh meneriakkan kemenangan yang luar biasa karena Paskah
merupakan satu kejadian yang membalik seluruh pengharapan sejarah, nilai
hidup dan seluruh kuasa yang selama ini berkuasa di tengah dunia. Selanjutnya
kita dapat melihat beberapa kemenangan yang akan kita dapatkan dari
Paskah: 1). Kuasa Kristus yang menang atas kuasa kematian mengalahkan maut
itu sendiri. Di tengah dunia ketika seluruh perjuangan tidak mampu memperjuangkan
apa yang disebut maut, maka Kristus bangkit untuk mengalahkan maut. Andaikata
saya hari itu berada disana dan diberitahu bahwa Yesus bangkit maka itu
merupakan satu berita yang sulit diterima tetapi harus diterima. Di
sepanjang sejarah tidak ada tokoh besar manapun yang dapat berkata bahwa ia
akan pergi ke Yerusalem, menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
iman-iman kepala dan ahli taurat, dibunuh dan mati namun pada hari ketiga
bangkit. Dan kalimat proklamasi itu bukan hanya didengar oleh para muridNya
namun juga musuh-musuhnya yaitu para ahli taurat, orang Farisi, Herodes
dan bahkan oleh Pilatus sehingga kuburan Yesus dijaga ketat dari luar.
Namun kuasa kebangkitan tersebut bukanlah dari luar tidak ada seorangpun
yang berhak menghambat Kristus bangkit. Ini merupakan satu bukti yang tidak dapat
dihapus dari sejarah.
Berita
dan ajaran Kristen bukan sekedar berita dan ajaran tetapi berita Injil adalah
hidup itu sendiri. Hal ini bukan sekedar teori tetapi Kristus membuktikannya
dengan menghancurkan kuasa yang paling besar, dimana seluruh manusia
tidak memiliki harapan untuk menghadapinya. Paskah adalah pekik kemenangan
karena hidup mengalahkan kematian. Itulah alasan kekristenan
tidak menerima konsep dualisme atau keseimbangan antara kebaikan dan
kejahatan tetapi kita percaya bahwa maut dan kematian berada dibawah
kuasa kehidupan. Ketika kita kembali pada Kristus maka tidak ada kematian
yang dapat mencengkeram manusia. Maka didalam ayat 53 Paulus dengan tegas
membuka rahasia ini pada kita bahwa yang dapat binasa akan diganti
dengan yang tidak dapat binasa dan yang mati atau bersifat daging akan digantikan
dengan yang tidak dapat rusak, yang nantinya akan terus berada dalam kekekalan.
Ini merupakan satu esensi iman Kristen yang mampu menghancurkan kuasa kematian
dan dosa.
2).
Kita bukan hanya mendapatkan hidup tetapi juga mendapatkan kuasa kemenangan
tersebut. Ketika Yesus bangkit maka Ia menjadi yang sulung dari semua yang
akan dibangkitkan. Inilah kuasa yang akan mengikuti semua orang yang
berada dibawah representasi Kristus. Kuasa itu menyertai kita dan
memampukan kita menaklukkan kuasa kematian dan dosa. Seringkali anak Tuhan
dalam abad 20 ini kehilangan kekuatan kuasa ini sehingga akhirnya justru
terjebak untuk mencari kuasa-kuasa lain. Kuasa yang mampu untuk mengatur
itu semua bukanlah ditangan kita sebab manusia adalah mahkluk yang submisif
(tidak mempunyai power). Kuasa kemenangan Kristus adalah kuasa yang membawa
kita kembali pada Kristus. Jikalau saudara sudah jelas didalam pimpinan
Tuhan dan benar-benar setia dan taat kepada Firman maka halangan badai ataupun
tantangan yang besar takkan mampu menahan kita karena ada kuasa besar yang
sanggup menghancurkannya. Bahkan ketika para murid mempertanyakan
kuasa tersebut Yesus menjawab, sekalipun iman mereka sebesar biji sesawi
tetapi jikalau mereka mengatakan kepada gunung supaya berpindah maka iapun
akan berpindah. Sehingga disini masalahnya hanyalah ketaatan dan
bukannya iman yang besar atau kecil. Sungguh sayang banyak orang Kristen yang tidak
mempunyai pengalaman iman yang menyertainya sehingga akibatnya mereka kering
dan ikut menjadi orang-orang yang merasa begitu tidak mampu dan tidak
berani lagi menjalankan kehendak Allah. Hal itu muncul karena mereka tidak
mempunyai relasi yang baik, hidup dekat dengan Tuhan, sehingga kepekaannya
untuk mengerti kehendakNya serta kesadaran akan kuasa yang menyertainya
tidak ada dan akibatnya mereka lumpuh didalam imannya. Saya mengharapkan
di akhir abad 20 ini muncul anak-anak Tuhan yang tahu panggilan dan bagaimana
berjalan dalam kehendak Tuhan. Ini bukan berarti bahwa kita semua harus
menjadi pendeta, tetapi berjalan berdasarkan ketaatan dan pimpinan
Tuhan untuk setiap apa yang kita kerjakan maka kuasa Tuhan akan menyertai
kita. Ini yang seharusnya muncul dan menjadi pengalaman rohani kita sehingga
kita boleh menjadi saksi Kristus.
3).
Kuasa kemenangan itu memberikan pada kita pengharapan yang sejati. Ke-tika kita
kembali kepada Allah dimasa muda kita maka semua itu tidak akan menjadi
sia-sia karena pada akhirnya akan membawa kita kepada satu hasil atau berkat
yang besar, yang dimana sesudah kematian ada satu kehidupan kekal yang
menjadi bagian kita. Terdapat beberapa konsep setelah kematian namun semua
itu hanya dipaksakan karena manusia ingin menghindar dari satu pertanggungjawaban
sesudah kematian. Manusia gentar ketika ia harus berhadapan dengan titik kematian
sehingga akhirnya mereka menyangkali fakta kematian dengan berbagai teori. Efek
dosa memang harus mati tetapi itu bukanlah akhir karena sesudah kematian
kita akan masuk dalam kehidupan kekal. Seluruh pengharapan akan
ditumpukan kepada penggarapan eskatos (eska-tologi) hingga pada akhir nanti
kita akan dibangkitkan. Dalam ayat 52 Paulus mengatakan bahwa dalam sekejap
mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan
orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan
kita semua akan diubah. Itulah yang membuat seluruh perjuangan penuh
dengan pengharapan. Disinilah orang Kristen yang menjadi satu-satunya yang sanggup
membuka dan memberikan pengharapan karena kuasa kemenangan didalam
Kristus. Maka teriak kemenangan yang diteriakkan (the shout of victory)
bukanlah sembarangan tetapi mempunyai kuasa dan pengharapan yang benar-benar
dinantikan dunia.
4).
Kebangkitan Kristus adalah kebangkitan yang mematahkan kuasa kebencian dan kuasa
dosa. Semakin hari kuasa dosa semakin mengakar dan manusia akan terus tengelam
didalamnya, dan itu mempengaruhi cara kerja, pola pikir dan seluruh
hidupnya di tengah dunia ini. Reformasi sejati adalah reformasi hidup kita
kembali pada kebenaran Allah. Ketika Kristus naik di atas kayu salib, di
Golgota dan bangkit dari kematian, mengalahkan kuasa dosa dan kematian
maka disitulah terjadinya pertolongan yang sejati, proses satu-satunya
yang menjadi proklamasi kasih yang sejati ditengah dunia yang tidak memiliki
kasih. Salib, kebangkitan Kristus adalah kuasa pekik kemenangan dimana
dosa diikat dan dihancurkan menjadikan kuasa cinta kasih dimunculkan.
“Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Rm 5:8).
Ketika kita masih melawan Tuhan maka saat itulah Ia mencurahkan cinta
kasihNya. Ini merupakan berita yang luar biasa! Bagaimana Tuhan mengasihi dan
kuasa kasihNya menerobos hati yang beku. Saya rindu anak-anak Tuhan
belajar akan hal ini. Menerobos dengan kuasa kebangkitan memang tidak mudah
tetapi harusnya kita mulai berlatih sehingga dengan kuasa kasih tersebut
kita dimampukan untuk mencintai orang lain dan bahkan musuh yang merugikan
dan menghancurkan kita. Berapa diantara kita yang mempraktekkan prinsip
kemenangan Kristus tersebut dalam hidup kita?
5).
Kuasa kemenangan Kristus memberikan nilai terbesar diseluruh kehidupan kita.
Kristus pernah mengatakan bahwa jikalau kita setia dan taat mengerjakan apa yang
Tuhan kehendaki maka kita adalah hamba yang setia sehingga kita boleh masuk
dalam perjamuannya. Banyak orang dunia mengerjakan banyak hal namun
apakah yang dihasilkannya? Disini justru ketika kita kembali pada
Kristus maka kuasa kemenangan Kristus menjadikan kita mampu untuk mengerjakan
keselamatan dan pelayanan kita, berdiri teguh dan tidak goyah, sebab didalam
Tuhan pekerjaan kita tidak sia-sia. Diluar Kristus saudara bagaikan
ranting yang tidak berbuah, yang hanya akan dipotong dan dibakar. Seluruh
makna dan nilai hidup kita baru mencapai nilai yang sesungguhnya setelah
kuasa kemenangan Kristus diteriakkan dan disitu kemenangan itu menjadikan
kita begitu bersinar terang ditengah dunia yang penuh dengan kegelapan. Pengharapan
kemenangan inilah yang sangat dibutuhkan oleh seluruh dunia. Siapa
diantara kita yang mau dipakai Tuhan untuk memberitakan kepada dunia yang kehilangan
pengharapan, yang dicengkeram keterhilangan manusia sehingga nilai tertingginya
boleh dikembalikan? Jadi, jangan goyah dan berdirilah teguh! Tuhan mau memakai
yang minoritas untuk boleh menjadi penyuara di tengah mayoritas. Amin. ?
(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)