Ringkasan Khotbah : 02 Juli 2000
KUASA
KREATIF KASIH KRISTUS
Pengkhotbah :
Ev. Solomon Yo
Ada
seorang wanita yang suatu kali meninggalkan suami dan anak-anaknya untuk pergi
dengan pacarnya yang baru, namun beberapa waktu kemudian ia juga ditinggalkan
oleh pacarnya. Dalam kondisi seperti itu ia merasa tidak pantas untuk kembali
pada keluarganya dan bunuh diri. Keesokan harinya polisi menemukan di samping
jenazahnya secarik kertas yang bertuliskan, “Saya bukan manusia, saya
lebih hina daripada binatang, jangan tangisi saya.” Berapakah sesungguhnya
nilai seorang manusia itu? Bagi Hitler orang Yahudi adalah ras rendah yang
harus dihabisi; bagi orang komunis, demi satu masa depan negara (dalam
ideal mereka yang salah itu) maka puluhan juta orang dihabisi, demikian juga
bagi kaum kapitalis, dimana orang hanya dihargai sebagai alat produksi
untuk suatu profit tertentu.
Jikalau
nilai manusia hanya diukur sedemikian saja, lalu apakah orang yang kerasukan
setan, begitu ganas dan berbahaya sehingga tidak dapat dikontrol lagi masih
berharga dan mempunyai masa depan? Sangat mungkin bagi keluarganya
ia merupakan suatu aib. Jika orang yang sehat saja tidak dihargai dan hanya
sebagai objek manipulasi. Lalu bagaimana dengan orang yang kerasukan setan ini?
Bagi keluarganya dan masyarakat, orang tersebut sudah tidak berharga,
tetapi bagi Yesus ia sangat berharga. Melalui perjalanan jauh, melintasi
danau, melewati angin ribut, Yesus jauh-jauh datang dapat dikatakan hanya
khusus melayani orang yang tak berguna. Karena Yesus mengasihi, sehingga Ia
rela berkorban, menjamahnya dan menjadikan hidupnya
berharga.
Pada
akhirnya kita tetap harus kembali pada yang sungguh-sungguh mengasihi kita
yaitu Tuhan sendiri. Disini kita akan belajar beberapa hal mengenai kuasa
kreatif kasih Kristus: 1). Kasih Kristus adalah kuasa yang mencipta nilai di
dalam objek kasihNya. Adalah kenyataan bahwa di dunia ini lebih banyak orang
yang tidak bahagia daripada orang yang bahagia. Banyak orang yang mengalami
hidup tertindas karena berbagai diskriminasi, teraniaya, hak hidupnya dirampas,
dilecehkan dan diperlakukan secara tidak manusiawi. Mereka sebenarnya sangat
lapar akan kasih, hidup yang bahagia dan perasaan dihargai tetapi tidak menemukannya.
Bahkan mungkin sekali di antara orang yang datang ke gereja atau yang ada disekitar
kita, dalam hatinya ada satu kekosongan. Sehingga kisah kasih Yesus yang
mengubah kehidupan orang yang dirasuk setan menjadi satu berita
sukacita dan pengharapan bagi kita. Diri kita sesungguhnya tidak ada
nilainya apalagi setelah kita berdosa, dan kita seharusnya hanya merupakan
sampah-sampah neraka. Tetapi karena kasih Yesus, kasih yang bukan karena
kebaikan kita tetapi kasih yang membuat yang dikasihi menjadi baik,
itulah yang menjadikan saya dan saudara berharga.
Jikalau
seseorang yang kita cintai, seperti anak kita yang membutuhkan kesembuhan, maka
kita tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan uang bahkan mengorbankan harta
benda yang kita punyai. Kita juga seringkali menyimpan foto anak kita ketika ia
masih kecil, walaupun foto tersebut sudah nampak kusam dan tidak indah
karena kita tahu bahwa foto tersebut lebih berharga dan itu tidak dapat
dibeli dengan uang. Sehingga kita disini melihat bahwa kasihlah pembuat
nilai, di mana ada kasih maka di situ ada nilai. Diawal pelayanan ibu Teresa,
orang menganggap ia bodoh sebab banyak orang yang sehat dan memerlukan pelayanan
Injil dengan cinta kasih tetapi ia memberikan pelayanannya yang demikian
hebat kepada orang-orang yang dipunggut dari tempat yang kumuh dan
menderita kusta. Namun ketika ia diwawancarai oleh seorang wartawan ia mengatakan,
“Seumur hidup orang-orang ini diperlakukan seperti anjing dan penyakit terbesar
mereka adalah perasaan bahwa mereka tidak diingini, dibuang dari keluarga,
sehingga apakah mereka tidak berhak untuk meninggal seperti malaikat-malaikat?
Kita tidak melihat adanya relasi antara ibu Teresa dengan orang-orang
tersebut, yang ada hanyalah cinta Tuhan yang membuat ia tahu bahwa mereka
begitu berharga ia mampu mengasihi serta memberikan pelayanan yang terbaik
bagi mereka. Kasih adalah pembuat nilai. Waktu saudara dicintai maka saudara
akan berharga sekali dan diperlakukan sangat luar biasa, tetapi jikalau tidak,
maka saudara akan dijauhi, diperalat dan dimanipulasi. Namun kita tahu bahwa
pemberi nilai yang sejati hanya di dalam Yesus, Allah yang kasihnya
sempurna, agung dan kekal. Manusia mencari yang indah dan menarik untuk
dikasihi tetapi Yesus mengasihi dan menjadikan kita indah. Inilah bedanya!
Jangan
pernah menggantungkan harga diri dan kebahagiaan kita kepada sesuatu yang dapat
berubah atau hilang! Erick Fromm, seorang psikolog mengatakan, “Jikalau engkau
adalah apa yang engkau miliki, dan ketika apa yang engkau miliki itu
hilang, maka siapakah engkau?” Tuhan tidak pernah memberikan pada kita satu
landasan yang demikian. Oleh sebab itulah Tuhan yang mengasihi kita ada
saatnya akan melucuti semua sandaran dan hal-hal yang memberikan
kebahagiaan palsu bagi kita supaya kita tahu bahwa sandaran kebahagiaan
kita adalah Tuhan. Sebab ketika pusat hidup kita sudah salah maka itu secara
otomatis akan menghancurkan diri kita sendiri. Sehingga sesungguhnya tidak
menjadi masalah bagi kita apakah orang lain menghargai kita atau tidak
karena kita tetap berharga bagi Tuhan dan
dengan demikian dasar hidup kita tak tergoyahkan selamanya.
2).
Kasih Kristus adalah kuasa besar yang menghancurkan segala yang buruk untuk memulihkan
kita di dalam rencanaNya. Kasih merupakan Hal yang sering disalah mengerti.
Kasih Kristus bukanlah perasaan yang sentimentil, segala sesuatu yang bertolak
belakang dengan sifat keras dan disiplin. Kasih merupakan sesuatu
yang keras dan bersifat tidak kompromi. Seorang bernama George Mac.
Donald mengatakan, “Tidak ada yang demikian tanpa kompromi seperti
kasih. Karena kasih mencintai kesucian dan kebenaran, kasih melihat
terdapatnya keindahan, kemanisan mutlak dari objek yang dikasihi.
Ketika masih terlihat kemanisan itu tidak lengkap maka kasih itu
akan berusaha membuatnya menjadi sungguh-sungguh menarik, sehingga ia
dapat mengasihinya lebih lagi. Ia berusaha membuatnya lebih sempurna
bukan demi dirinya yang sudah sempurna tetapi demi objek yang dicintainya
itu. Karena itu, semua yang tidak indah dalam diri obyek yang dikasihinya
itu, semua yang buruk dan yang menjadi penghalang hubungan mereka
harus dihancurkan, dan Allah kita adalah api yang menghanguskan.”
Allah yang mengasihi kita tidak akan membiarkan dosa atau kejahatan
terus berada dalam diri kita, karena itu adalah musuh yang akan
menghancurkan objek kasih Allah.
Adakalanya
orang Kristen terlalu lembut sehingga mempunyai sakit hati karena diperalat
dan disusahkan orang namun tidak mampu marah. Itu sebenarnya bukanlah hal yang
benar karena ia tidak puas dan ketika itu sudah menumpuk ia akan menjadi
sangat marah pada Tuhan. Seringkali orang bersikap menghormati
kita, mereka adalah orang lemah sehingga kita perlu mengingatkan mereka.
Kasih bukanlah sesuatu yang dapat dilecehkan tetapi sesuatu yang begitu keras
dan tanpa kompromi karena ia harus menghancurkan segala kuasa yang jahat dan
kemudian membangun demi sesuatu yang baik dan indah. Inilah kasih Kristus
yang menghancurkan kuasa dosa yang bekerja dalam diri kita. Kasih Tuhan
adalah kasih yang begitu keras tanpa kompromi kepada dosa tetapi
begitu lembut bagi manusia yang sadar dosanya dan mau diubahkan, menjadikan
kita baru.
3).
Kasih Kristus memberikan kepada kita satu respon membalas Dia dengan kasih. Seorang
katolik yang bernama Thomas Merton mengatakan, “Kasih yang tidak mementingkan
diri sendiri (unselfish love) yang dicurahkan kepada objek yang mementingkan
diri (selfish) tidak akan memberikan kebahagiaan sejati, bukan karena kasih
menuntut balasan atau hadiah karena mengasihi. Jikalau orang yang
dikasihi menerima kasih secara selfish maka si pemberi kasih tidak akan
merasa puas karena ia melihat bahwa kasihnya telah gagal menjadikan objek
yang dikasihinya itu bahagia secara sungguh-sungguh. Kasihnya
itu tidak membangkitkan kemampuan dalam diri obyek tersebut untuk
mengasihi secara tidak mementingkan diri sendiri.” Inilah paradoks kasih.
Kasih yang tidak mementingkan diri sendiri hanya merasakan kepuasan yang
sempurna di dalam kasih yang bersifat timbal balik atau saling berbalasan.
Artinya jikalau kita tidak memiliki kemampuan menerima dan membalas
kasih sehingga kasih yang tulus mengubah kita untuk memiliki kasih
yang tulus, maka kita tidak akan bahagia. Kasih yang begitu banyak tidak
menjamin seseorang bahagia. Oleh sebab itu orang yang sungguh-sungguh mengasihi
tidak akan memberikan kasih yang sembarangan dan merusak. Demikian juga
Allah memberikan kasihNya bagi kita tidak dengan sembarangan
tetapi kasih yang mahal dan penuh pengorbanan sehingga tidak menghasilkan
suatu kehidupan yang buruk dan egois dalam diri kita. Waktu kita hidup menurut
kesenangan cinta kita sendiri maka secara otomatis kita akan menghasilkan
keburukan dalam diri kita. Dalam Yes 57:20-21 jelas dikatakan, “Tetapi
orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak–ombak,… dan arusnya
menimbulkan sampah dan lumpur.” (bnd. I Kor 16:22)
Salah
satu tanda kasih kepada Tuhan ialah mempersembahkan diri kepada Allah. Francois
Mauriac mengatakan, “orang mungkin menertawakan dan mengejek karena kita tidak
layak mendapatkan gelar orang bebas dan karena harus menyerahkan
diri pada Tuhan, tetapi perhambaan/ penyerahan diri ini sesungguhnya adalah
pembebasan yang ajaib karena justru ketika kita bebas, kita menghabiskan
seluruh waktu kita merangkai rantai untuk diri sendiri, memakainya dan
memuntirnya semakin lama semakin kencang. Selama bertahun-tahun dimana
kita mengira kita bebas sebenarnya kita menyerah seperti kerbau dibawah kuk
dosa turunan yang tidak terhitung jumlahnya. Sejak saat dilahirkan, tidak
satupun dari kejahatan kita gagal bertahan hidup, gagal memenjarakan kita
semakin lama semakin hebat dan gagal untuk menarik kejahatan lain. ia yang
menjadi Tuhan kita itu tidak ingin kita bebas untuk menjadi budak, ia
memutuskan belenggu kita dan melawan hasrat-hasrat kita yang baru setengah
padam dan masih mengepul dengan jahat itu. Ia menyalakan dan menyalakan
kembali api kasih karunianya.
4). Kasih Kristus secara nyata akan ditunjukkan dalam kasih kepada sesama. Di dalam komentarnya mengenai perumpamaan kambing dan domba, Philip Yancey mengatakan, “Allah bukannya tidak ada, Dia ada dan kita dapat berhubungan serta mengasihi Dia, hanya saja Ia menggunakan samaran yang paling tidak dapat dikenali yaitu sebagai orang asing, miskin, lapar, dipenjara, compang-camping di dalam dunia ini.” Kasih Kristen merupakan kasih yang bersumber dari kasih Kristus yang kita lakukan demi dan untuk Kristus. Karena ada kasih Kristus dalam diri orang lain, Kristus sebagai mediator dalam kita melihat orang lain sehingga kita mampu memperlakukan sesama dengan tidak sembarangan, karena kita tahu bahwa mereka tetap berharga di mata Tuhan. Dalam I Yoh 4:11 dikatakan bahwa Allah tidak terlihat, dan jikalau kita mengasihi Allah dapat kita wujudkan dengan mengasihi orang-orang yang dikasihi oleh allah. Alfred Adler, seorang psikolog sekuler mengatakan, “Siapa yang tidak ada perhatian kepada sesama tidak saja akan mengalami banyak kesukaran dalam kehidupannya sendiri, akan tetapi juga akan mendatangkan kesukaran bagi lingkungannya. Kita melihat betapa indahnya kasih sebagai kuasa yang mengubah orang dari buruk menjadi indah, dan memakai kita untuk membalas cintaNya dengan mengubah hidup orang lain, dan dengan demikian hidup kita akan lebih berlimpah. David Therau mengatakan, “Tanpa kasih berarti separoh kehidupan saudara gagal.”
Kita adalah orang yang menerima kasih, membalas Tuhan dengan cinta kasih dan marilah kita mengasihi. Kita belum sempurna tetapi kita mau mengasihi dengan baik dan benar. Kasih adalah satu kuasa yang kreatif, mari kita membentuk dunia ini dengan memberikan pengaruh yang baik. Kiranya Tuhan memenuhi kita dengan kasihNya. Amin.?
(Ringkasan
khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)