Ringkasan
Khotbah : 09 Juli 2000
BANGUNLAH
DAN BANGKITLAH!
Pengkhotbah :
Rev. Sutjipto Subeno
Saat
ini kita kembali mengingat Efesus 5 dimana Paulus mulai menekankan aplikasi
anak-anak Tuhan, bagaimana seorang Kristen hidup bukan sekedar berteori Kristen
tetapi ia menuntut kita hidup menjadi anak-anak terang. Waktu Paulus
menekankan hal ini dalam ps. 5 maka kita lihat bahwa ia berulangkali
meggunakan bentuk imperatif/ tekanan perintah yang keras dimana orang Kristen
harus mengaplikasikan imannya. Dan itu berarti menjadi anak terang yang hidup
konkrit ditengah dunia. Sehingga kita bukan sebagai orang Kristen yang hanya
belajar dalam gereja dan mendengar firman yang baik namun ketika keluar sama
sekali tidak mempraktekkan iman Kristen. Tetapi orang Kristen yang rela
dirinya diproses, dibentuk dan diajar oleh kebenaran Firman. Itu alasan maka
Paulus mengatakan bahwa kamu sudah keluar dari kegelapan dan sudah
menjadi anak-anak terang karena itu engkau harus menelanjangi
perbuatan-perbuatan gelap sehingga itu boleh menjadi nampak dan semua yang
nampak adalah terang. Ini menjadi cita-cita Paulus yang menginginkan setiap
anak-anak Tuhan dipakai Tuhan ditengah jaman untuk boleh menyadarkan
orang, melihat terang dan menjadikan diri terang yang bercahaya keluar. Dengan
demikian ketika kita boleh memancarkan terang ke tengah dunia, dunia boleh
melihat secercah terang yang
dapat memancar ke semua arah dan seluas mungkin bidang yang dapat
diterangi.
Paulus
menutup bagian ini untuk masuk kedalam bagian jembatan selanjutnya yaitu di dalam
ay. 15 dengan mengatakan, “Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana
kamu hidup, …” sebelum antara jembatan bagimana ia menekankan menjadi
anak terang dan karena itu tuntutan aplikasinya maka ditengahnya ia mengutip
sebuah lagu, yang dalam beberapa penafsiran (termasuk NIV study bible)
itu dikutip dari berbagai ayat di dalam PB dan PL dengan pesan yang jelas:
“Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan
Kristus akan bercahaya atas kamu.” Kalimat ini menyadarkan kita akan satu
panggilan yang serius untuk bangun! Apa yang dimaksud dengan kata bangun
disini dan apa seharusnya yang diinginkan di dalam kebangunan tersebut? Ketika
saya mencoba melihat dan kita mencoba merefleksi kehidupan kekristenan kita
maka kita akan menyadari bahwa saat ini kekristenan sedang menghadapi kondisi
ignorance (kondisi ketidakmengertian/ kebebalan). Banyak orang Kristen yang
sedikit banyak mulai menyadari bahwa ketika ia menjadi orang Kristen sebenarya
ia menjadi orang Kristen yang tertidur/ acuh/ tidak bereaksi apapun di dalam
imannya. Walaupun ia belajar dan tahu banyak tetapi tidak berbuat apa-apa.
Dan seperti orang yang tertidur maka apapun yang terjadi di sekelilingnya
tidak mau tahu. Orang Kristen seringkali menjadi orang yang sudah tidak
tanggap lagi terhadap kondisi dunia karena sudah terjebak dalam kondisi
tertidur dalam iman.
Saat
ini kita sebagai orang Kristen berada ditengah masyarakat yang terus mencekeram
dengan semangat kegelapannya sehingga membuat kesadaran atau kepekaan kita
secara perlahan mulai tumpul, keinginan kita untuk mengerti sesuatu semakin
hilang dan pada saat itu dunia kita sedang mengindoktrinasi supaya
kita menjadi orang yang tidak perduli terhadap segala sesuatu ditengah jaman
kita. Kalimat-kalimat yang seringkali secara tidak sadar membuat kita tidak memperdulikan
sekeliling, setiap hari dapat kita temui dan diberikan penekanan terus-menerus,
dan itulah yang menjadi trend jaman dimana orang diterpa dengan semangat
pragmatisme. Disini terdapat beberapa motif mengapa hal seperti itu
terjadi: a) Mereka pikir itu merupakan cara yang paling aman yang dapat ia
lakukan selama ia tidak dirugikan; b) Untuk memikirkan persoalan hidup mereka
sendiri saja sudah cukup berat dan susah; c) Mungkin kita tidak dapat percaya
terhadap apapun yang dikatakan orang lain. Jiwa dunia modern seperti ini
membuat setiap kita menjadi individu-individu yang terlepas dan tidak lagi
terelasi, dan itu yang menjadikan setiap individu menjadi begitu mudah
dihancurkan, dipengaruhi dan dirusak oleh situasi dunia yang jahat. Bahkan
kita lihat bahwa hal seperti ini telah mempengaruhi kekristenan sehingga
orang Kristen tidak lagi peka terhadap hal seperti itu dan hanya sibuk dengan
urusan mereka sendiri.
Satu hal yang perlu kita sadari ketika kita melihat kalimat yang diungkapkan oleh Paulus adalah apa yang sedang kita hadapi di tengah dunia kita. Ketika saya pergi ke Eropa (Berlin), saya melihat dua trend besar yang sedang menerpa dunia secara bersama-sama. Yang pertama adalah dimana gejala Post modern, suatu semangat anti konstruksi yang begitu luar biasa melanda dunia sehingga hidup mereka seperti dipecah-pecah menjadi kepingan-kepingan yang sulit dimengerti lagi maknanya sehingga akhirnya mereka sembarangan memberikan nilai, subyek, dan segala macam atribut kepada apapun yang mereka temui. Sebagai misal mereka menyemir rambut mereka sesuka hati, badannya dipenuhi dengan tattoo, dsb. Bahkan sekarang di Berlin sudah dibangun satu gedung yang sangat bersifat dekonstruksi yaitu gedung Jewish Museum yang baru akan diresmikan pada tahun mendatang, namun saat ini para wisatawan sudah diperboleh masuk dan melihat walaupun harus ada guide khususnya. Gedung dekonstruksi yang dirancang oleh Daniel Libeskind tersebut telah menjadi juara satu diantara gedung dekonstruksi di seluruh dunia. Disini dampak yang ingin diberikan oleh bangunan tersebut bukan sekedar membawa kita pada satu image rasional tetapi ia sudah berhasil ‘mempengaruhi emosi’ kita, dan itulah yang dinamakan dengan dekonstruksi.
Dilain
pihak kita dibawa oleh dunia kita kedalam suasana mistik yang luar biasa. Satu
kalimat yang menarik yang dibicarakan oleh anak-anak muda Jerman saat itu
adalah: “Sungguh aneh, jikalau kita berbicara tentang Allah kepada orang-orang
Jerman maka mereka menertawakan dan tidak terlalu peduli, namun ketika kita
berbicara tentang yoga dan tenaga dalam maka Anda begitu tergila-gila dan
terkagum-kagum.” Apa yang sesungguhnya sedang mempengaruhi jaman kita
sekarang adalah bahwa saat ini kita sedang dibawa kedalam satu kondisi mistik
modern yang bukan mau kembali pada Tuhan melainkan untuk memiliki satu kuasa
mistik dengan permainan supranatural. Demikian juga dengan barang-barang
yang banyak disukai oleh banyak orang misalnya parfum, mereka sengaja
menyodorkan bau-bauan yang bersifat/ mengandung bau yang secara khas membawa
kita kepada suasana mistik. Dan itu dianggap sebagai bau yang sedang
trend sekarang dan sangat menarik bagi mereka. Disini perlu adanya kepekaan kita
melihat situasi jaman, satu kondisi yang sedang terjadi disekeliling,
yang mewarnai dunia kita. Tanpa sadar dunia kita sedang dibawa kedalam satu
dunia mistik dan di lain pihak kedalam dunia dekonstruksi. Dan ditengah
tekanan seperti ini justru orang Kristen tertidur sehingga tidak tahu dan bahkan
masa bodoh dengan apa yang sedang terjadi di sekelilingnya. Bahkan tahun lalu
di negara Belanda sudah menyetujui adanya homo seksual dan demikian pula
tahun ini ada satu negara bagian di Jerman (negara bagian Berlin) yang sudah
menyetujuinya. Sehingga jikalau negara sudah mengakui hak asasi homo
seksual maka ketika mereka minta untuk diberkati oleh gereja sebagai
pasangan homo seksual dan gereja menolaknya, gereja akan berurusan dengan
negara karena dianggap melawan hak asasi manusia, dan persoalan tersebut
akan berpengaruh dimana-mana. Dengan demikian gereja dapat dikalahkan dan mengalami
tuntutan yang luar biasa. Pada saat seperti ini kita melihat bahwa gereja
masih tertidur/ terbuai dan tidak tahu lagi apa yang harus ia teriakkan.
Gereja sibuk dengan urusan mereka dan tidak perduli dengan urusan di luar.
Kekristenan
tidak seharusnya menjadi pemberontak yang berteriak-teriak supaya sejarah
dunia berbalik arah karena sejarah dunia tetap akan berjalan terus
dan dunia kita semakin hari menuju kehancuran. Yang Tuhan minta supaya
kita dapat menelaah beberapa aspek tentang apa yang dimaksudkan dengan
kekristenan yang dibangunkan: 1. Orang Kristen harus memiliki satu kesadaran
atau perubahan sikap. Ketika Tuhan mengatakan, “Karena itu, perhatikanlah
dengan seksama bagaimana kamu hidup,” berarti kesadaran itu harus muncul
dari setiap anak Tuhan. Satu perubahan sikap dari kehidupan yang bebal atau
tidak peduli menjadi seseorang yang mampu secara tajam melihat apa yang
sedang terjadi disekelilingnya. Sehingga disini Tuhan minta diri kita sendiri
yang lebih dulu sadar, peka memperhatikan dan mulai belajar untuk menanggapi
segala sesuatu dengan teliti. Orang dunia tidak akan mampu untuk
menanggapi karena tidak memiliki kekuatan dan cara pikir dunia yang berdiri
diatas satu basis epistemologi yang tidak sah karena semua dipikir dari
diri sendiri. Tetapi sebagai anak Tuhan, kita akan mampu bertindak karena
Tuhan memberi kekuatan untuk melakukannya dan kita memiliki terang yang berasal
dari sumber terang. Sehingga pada prinsipnya cahaya itu bukan berasal dari
diri kita sendiri melainkan Kristuslah yang bercahaya atas kita. Dan kita
sanggup mengerti segala sesuatu dari sumber yang tepat.
2.
Kita harus mempunyai kepekaan melihat segala sesuatu dengan kemungkinan
kita mengkritisi setiap hal yang terjadi di sekeliling kita. Tuhan membangun
dan menempatkan kita dalam satu lingkungan tertentu dimana Tuhan meminta
kita mempunyai kepekaan untuk melihat apa yang sedang terjadi dan segala
informasi yang kita terima dengan sudut pandang kekristenan. Disinilah
diperlukan satu kemampuan kritis untuk mengerti apa yang sedang terjadi di sekeliling
kita dengan ketajaman dari sudut pandang yang seharusnya yaitu iman Kristen.
3. Bagaimana kita memandang perjalanan sejarah secara kritis dan
relasional (relaional critical understanding toward history). Sejarah
bukan merupakan sesuatu yang berdiri menjadi titik-titik yang tidak berhubungan
sama sekali melainkan merupakan rangkaian perjalanan yang tidak dapat
berhenti terkait terus dari alfa hingga omega. Sejarah adalah dimana Tuhan
mau bekerja didalamnya dan tidak seorangpun yang berhak melampauinya.
Manusia adalah orang yang diberikan kebijaksanaan oleh Tuhan untuk melihat
sejarah dengan tepat sehingga seharusnya orang Kristen mampu melihat
dengan peka.
Itu alasan di dalam ay. 15 Paulus mengatakan, “Perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.” Seorang yang bebal tidak akan dapat belajar apa-apa dari segala sesuatu tetapi jika orang yang bijak maka ketika diberi informasi ia akan bangun dan ia langsung belajar dan berkembang terus, dan itu yang disebut proses yang akan berkaitan satu dengan lainnya. Seperti seorang pemain catur yang profesional maka ketika ia akan melakukan satu langkah, ia harus memikirkan dengan benar-benar teliti dan harus dapat memprediksi lima langkah selanjutnya. Jikalau permainan catur, itu hanya merupakan permainan saja, tetapi jikalau ini merupakan persoalan hidup maka tidak akan sedemikian sederhana. Disini seberapa jauh kita mempunyai satu pandangan kritis meninjau perjalanan sejarah secara tajam dan menyeluruh. Saya rindu setiap kita tidak menjadi orang yang bebal dan hanya masa bodoh ditengah dunia ini tetapi mempunyai satu pemahaman kritis untuk menanggap secara tepat karena Tuhan sebagai pencipta sejarah telah menyatakan itu semua dalam firmanNya. Betapa celakannya jikalau kita sebagai anak Tuhan yang memiliki warisan begitu luar biasa namun gagal memakainya. Saya rindu hari ini kita mulai memikirkan kembali dan sadar, karena terlalu riskan kita terlena ditengah jaman yang sudah semakin menjelang akhir. Sekaranglah saatnya kita bangun, sadar dan mulai bertindak di tengah jaman ini. Mau saudara? Amin.?
(Ringkasan
khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)