Ringkasan
Khotbah : 14 Januari 2001
Waktu
dan Hidup yang Berpusat kepada Kristus
Pengkhotbah
: Ev.
Solomon Yo
Manusia
tidak sama dengan binatang. Kita diciptakan dengan keagungan sehingga kita
seharusnya mempunyai hidup yang berkualitas dan bermakna. Akan tetapi, sayang
sekali banyak orang yang hidupnya sangat tidak pantas dan bahkan menimbulkan
penderitaan akibat kesalahan mereka sendiri. Mzm 49:21 memperingatkan kita
akan hal ini. Mzm itu berbunyi: "Manusia, yang dengan segala
kegemilangannya tidak mempunyai pengertian, boleh disamakan dengan hewan
yang dibinasakan." Manusia yang tidak berpengertian tidak hanya
disamakan dengan hewan peliharaan tetapi bahkan dengan hewan yang dibinasakan.
Inilah yang perlu kita perhatikan baik-baik.
Paulus
memberikan nasehat di dalam Ef 5:15-17 agar kita tidak hidup sebagai orang bebal
tetapi sebagai orang arif. Kita memerlukan hikmat untuk menjalani hidup ini
dengan sebaik-baiknya dan pertanyaannya adalah hikmat seperti apakah yang kita
perlukan untuk dapat hidup berkenan kepada Tuhan. Musa memberikan nasehat
kepada kita untuk menghitung hari-hari kita, yang berarti kita harus memikirkan,
merenungkan tentang waktu dan hubungannya dengan hidup kita dimana tujuannya
adalah untuk mendapatkan pengertian akan, apakah itu waktu, apakah itu
makna dan apakah hikmat yang dibutuhkan untuk menjalani hidup ini.
Pertama:
Waktu merupakan media dimana manusia membentuk sejarah hidupnya.
Manusia adalah pelaku sejarah. Melalui tindakan-tindakannya di dalam waktu yang
diberikan Tuhan maka ia membentuk kisah hidupnya. Apakah hubungan antara waktu
dan sejarah? Saya memperhatikan bahwa saat bayi masih kecil, antara satu bayi dengan
bayi yang lain sama, tetapi ketika besar yang satu menjadi setan dan yang lain
menjadi malaikat. Waktu yang kita jalani adalah waktu yang sama tetapi waktu
yang sama ini akan kita responi, tanggapi dan kita isi dengan sikap dan tindakan
yang berbeda. Dan melalui semua ini akan terbentuklah satu pribadi dengan
karakter yang unik, yang satu mulia dan yang satu hina.
Ini
semua memberikan penekanan kepada saya tentang pentingnya mendidik anak. Berapa
banyak orang tua yang mengasihi anak dan memenuhi kebutuhan mereka tetapi
juga bersungguh-sungguh di dalam mendidik mereka? Mereka memberikan makanan
dan pakaian yang mahal-mahal tetapi anak-anak mereka bukanlah hewan yang cukup
dipenuhi kebutuhan fisiknya atau dipenuhi kesenangan-kesenangan superfisialnya.
Mereka juga memerlukan didikan-didikan moral dan rohani karena ini akan menentukan
bagaimana mereka meresponi hidup dan mengisi waktu-waktu mereka yang akan
membentuk satu pribadi yang bersifat kekal. Ini sungguh menggentarkan hati karena
waktu yang ada di hadapan kita tidak dapat bersifat netral sementara hidup hanya
satu kali dan tidak dapat diulang lagi. Biarlah kita mengingat bahwa kita adalah
makhluk moral yang tidak dapat hidup sembarangan.
Salah
satu penghukuman di sorga adalah penyesalan karena kita salah menjalani hidup
dengan suatu kualitas yang amat rendah. Di dalam kekekalan, ada orang yang menyesal
mengapa di dalam hidup ini mereka menolak Kristus dan menjalani hidup yang jahat
sehingga hidup mereka hancur di kekekalan dan tidak dapat diperbaiki lagi. Tetapi
orang-orang Kristen pun mungkin juga menyesal di kekekalan karena mereka tidak
maksimal di dalam kehidupan di dunia ini.
Kedua:
Waktu dan sejarah adalah pelaksanaan maksud Allah di dalam dunia ini. sebelum
Allah menciptakan manusia, Ia terlebih dahulu menciptakan ruang dan waktu, dimana
manusia tidak dapat lepas dari kedua hal ini. Ketika kita masih hidup, itu
berarti kita masih mempunyai waktu, ketika kita tidak mempunyai waktu lagi maka
itu berarti kehidupan kita sudah lewat. Kita menolak dengan tegas akan
konsep-konsep waktu yang salah, seperti misalnya filsafat India yang melihat
waktu sebagai pengulangan. Kita juga menolak pandangan ateis eksistensialisme
yang mengatakan bahwa waktu bergerak secara acak, tanpa ada tujuan dan sasaran.
Di dalam Alkitab dikatakan bahwa Allah menciptakan dunia ini dengan maksud dan
Allah yang menciptakan waktu juga akan mengakhiri waktu.
Allah
hadir serta mengontrol jalannya sejarah dan semua rencana Allah pasti terlaksana.
Kita melihat bagaimana maksud Allah terlaksana di dalam sejarah Israel dan
kemudian kita melihat bagaimana ini beralih kepada Gereja sebagai Israel rohani
yang sejati. Walaupun di tengah-tengah ketidaksetiaan Gereja, namun kehendak
Tuhan terus diberlakukan dan Tuhan terus memimpin. Ini pun terjadi di dalam
kehidupan pribadi lepas pribadi, dimana salah satu yang dicatat di dalam
Alkitab adalah kehidupan Yusuf. Selama tiga belas tahun, setelah melewati
semua kesulitan, Tuhan memimpin dia untuk dari budak menjadi orang nomor dua
di Mesir. Bahkan semua pengendalian di Mesir pada waktu itu sebenarnya
dipimpin oleh Yusuf. Kita melihat bagaimana melalui satu orang ini, rencana
Tuhan untuk memelihara kehidupan satu bangsa yang besar telah terlaksana.
Di
dalam waktu-waktu yang kita lalui tidak ada hal yang kebetulan. Maksud Tuhan terkandung
di dalam semuanya itu sehingga kita tidak pernah boleh berkata bahwa hidup
kita ini tidak berarti dan hanya dikuasai oleh nasib yang tak terkendalikan.
Biarlah ini mendorong kita untuk mencari tahu apakah maksud Tuhan di dalam
kehidupan kita. Biarlah kita tidak meremehkan kehidupan kita yang sekarang ini.
Banyak orang bermimpi untuk menjadi pahlawan, tetapi hal itu tidak akan
terjadi tanpa harus melalui saat-saat yang biasa, yaitu saat mereka di kamar dan
belajar atau saat mereka berada di sekolah. Semua moment yang begitu
mengagumkan terjadi melalui persiapan yang mereka jalani saat mereka sedang
studi dan saat mereka belum ada apa-apanya.
Ketiga:
Sejarah dan kehidupan manusia hanya mendapatkan maknanya di dalam Kristus
Yesus. Dosa telah merusak maksud Allah di dalam kehidupan manusia sehingga
sejarah manusia hanya memiliki dua kemungkinan. Jika manusia dibiarkan dalam dosanya
maka ia akan binasa dan hancur. Hanya melalui kedatangan Yesus di dalam dunia
ini, dunia ini dijamah. Melalui kematian dan kebangkitanNya, Allah menghancurkan
kuasa iblis dan membebaskan kita dari kuasa dosa dan maut sehingga kita diampuni
dan diterima sebagai anak-anak Allah. Sentralitas Kristus atas sejarah secara
simbolis kita temukan kembali di dalam Why 5, dimana dikatakan bahwa Anak
Domba Allah merupakan satu-satunya orang yang layak untuk membuka materai
dari gulungan kitab yang termeterai. Membuka meterai bukanlah bertujuan
untuk sekedar membaca atau untuk menafsirkan, tetapi merupakan suatu eksekusi
terlaksananya kejadian-kejadian di dalam sejarah. Sejarah tanpa Kristus
akan kehilangan makna.
Signifikasi
kedatangan Yesus terhadap sejarah begitu besar. Tanpa kedatangan Kristus
maka sejarah ini tidak akan ada maknanya. Kedatangan Kristus telah membelah
sejarah. Melalui kedatangan Kristus kita melihat begitu banyak kemajuan yang
terjadi, baik di dalam ilmu medis, ilmu sosial, maupun ilmu-ilmu lainnya. Kita
hidup di jaman yang sudah berbeda dari jaman dahulu dan kita perlu mengingat apa
yang Martin Luther King katakan yaitu bahwa untuk setiap kebaikan yang kita
terima ada orang-orang yang telah memperjuangkannya dengan mengorbankan darah.
Hal ini haruslah terus kita ingat supaya jangan setelah kita mewarisi
kebaikan-kebaikan kita kemudian menendang semua yang telah membuat hidup kita
penuh dengan kebaikan. Amerika adalah sebuah contoh kasus. Jikalau tidak ada
pengaruh Kekristenan dari kaum Puritan maka Amerika tidak dapat menjadi
seperti sekarang ini. Tetapi sayang Amerika telah menjadi rusak karena mereka
telah menyingkirkan dan telah begitu tidak adil terhadap Kekristenan. Jangan
setelah menerima kebaikan Tuhan semua pengaruh positif yang berasal dari
Kristus, maka kita mulai melupakan Kristus.
Empat:
Sejarah bergerak menuju ke satu sasaran, yaitu langit dan bumi yang baru.
Dengan kedatangan Tuhan Yesus, satu jaman yang baru telah datang dan sekarang
kuasa Allah telah bekerja di dalam diri kita. Walaupun sebelah kaki kita telah
ada di sorga dan sebelah kaki kita masih ada di bumi sehingga kita masih berada
di dalam ketegangan already dan not
yet. Di satu pihak, kuasa Allah telah bekerja di dalam diri kita dan kita
adalah manusia baru. Akan tetapi, kuasa dunia yang lama masih bekerja di
sekeliling kita dan menggoda kita. Tetapi kita tahu bahwa kuasa Allah pasti akan
menang, yaitu di saat Kristus datang untuk kedua kalinya. Hanya orang Kristen dengan
mata iman dapat melihat bagaimana Kerajaan Allah makin bertumbuh dan kita adalah
laskar-laskar Kristus yang dipanggil untuk berbagian di dalam pertumbuhan ini.
Inilah harapan kita dan ini seharusnya memberikan kepada kita suatu visi hidup
yang baru.
Orang yang kehilangan pengharapan akan kedatangan Kristus untuk kedua kalinya pastilah akan kehilangan satu aspek yang sangat fundamental dari iman Kristen mereka. Saya mempertanyakan apakah mereka mempunyai vitalitas dalam hidup mereka untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Orang yang mempunyai pengharapan tentang sorga yang benar adalah orang yang paling tahu bagaimana menjalani hidup secara paling maksimal dan bahagia. Kita menolak pandangan yang mengatakan bahwa hidup hanya di dunia ini, demikian pula kita menolak pandangan yang mengatakan bahwa hidup hanya semata-mata di sorga dan tidak ada relevansinya dengan dunia ini. Pandangan Alkitab mengajak kita untuk melihat kepada langit dan bumi yang baru dan dengan demikian kita mendapatkan kekuatan untuk menjalani hidup di dunia ini dengan penuh makna.?
(Ringkasan
khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)